Oleh: Triyanto S. Pd.
Kapan terakhir kita bangun di sepertiga malam terakhir, menyendiri dalam sujud, dan melafazkan doa dalam keheningan? Masihkah kita akrab dengan sholat tahajjud—sholat yang disebut sebagai sebaik-baik sholat setelah yang fardhu?
Mari kita jujur. Kapan terakhir kita melakukannya? Sepekan lalu? Sebulan lalu? Atau jangan-jangan, sudah begitu lama hingga kita lupa kapan terakhir kali melaksanakan sholat yang mulia ini? Jika iya, maka tulisan ini adalah ajakan lembut, pengingat penuh cinta—terutama untuk diri saya sendiri.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> "Sebaik-baik sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam (tahajjud)."
(HR. Muslim no. 1163)
Sholat malam bukan sekadar tambahan amal. Ia adalah bukti cinta kepada Allah, tanda kerinduan, dan jembatan kedekatan antara hamba dengan Rabb-nya. Ia adalah amalan para shalihin terdahulu. Bahkan Allah memuji mereka dalam Al-Qur’an:
> "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)."
(QS. Adz-Dzariyat: 17–18)
Sungguh, tahajjud adalah amalan agung yang sering kali kita abaikan. Padahal, di dalamnya ada limpahan rahmat, ampunan, dan jawaban atas segala keluh kesah. Allah bahkan menyebutnya sebagai jalan menuju kedudukan terpuji:
> "Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
(QS. Al-Isra’: 79)
Sebagai manusia yang sering merasa lelah, gelisah, dan penuh harap, kita sebenarnya sangat butuh sholat tahajjud. Bukan karena Allah butuh, tapi karena kitalah yang memerlukan waktu khusus untuk bermunajat dan memohon kekuatan dari-Nya.
Namun entah mengapa, sholat yang satu ini justru sering luput. Kita tertidur terlalu larut, atau terbangun tapi lebih memilih untuk kembali memeluk bantal daripada menengadah ke langit dalam doa. Padahal, di sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit dunia dan menyeru:
> "Adakah orang yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya? Adakah orang yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya? Adakah orang yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya?"
(HR. Bukhari dan Muslim)
Saudaraku, mari kita tanyakan sekali lagi: kapan terakhir kita sholat tahajjud? Dan kapan terakhir kita merindukannya?
Tulisan ini bukanlah ceramah dari orang yang sudah istiqamah, tetapi seruan dari seorang yang merindukan bangkitnya kembali semangat untuk melaksanakan tahajjud. Sebuah refleksi untuk saya pribadi yang sering alpa, sering beralasan, dan terlalu mudah tertidur di malam-malam yang seharusnya menjadi saat bermunajat.
Semoga Allah melembutkan hati kita, menguatkan tekad kita, dan membangunkan kita di waktu yang penuh berkah itu. Semoga kita termasuk dalam barisan hamba-hamba yang dirindukan oleh malam, karena kita bersujud di dalamnya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar