Jumat, 04 September 2020

BENARKAH ADA CALON "UNTHUL" DALAM PILURDES SEGOROYOSO?

 Kabar Pilurdes Segoroyoso


Sedulur warga Segoroyoso, tahukah kalian bahwa bulan Desember tahun ini akan diadakan pemilihan lurah desa Segoroyoso, dan sudah tahukah sedulur, siapa saja calonnya?

Iya, betul, calon lurah terdaftar resmi ada dua orang. Yaitu Bapak Miyadiana Selaku inkumben yang akan maju untuk periode ketiga kalinya. Dan calon baru, seorang pemuda yg statusnya masih singgle atau jomblo alias belum menikah. Mas Saryanto yang lebih dikenal dengan panggilan Bang Koteng.

Tentang seperti apa kompetensi kedua kandidat, untuk inkumben tentunya sedulur-sedulur sudah tahu. Karena Bapak Miyadiana sudah menjadi lurah dua periode atau sekitar 12 tahun. Kelebihan dan kekurangan pasti ada, tentunya warga sudah punya penilaian.

Tetapi dalam tulisan ini, akan kita korek siapakah kandidat baru yang dalam status jomblonya sudah berani nyalon lurah, iya Mas Saryanto.

Bagi warga Dahromo tentu tidak asing dengan beliau. Mantan ketua Muda-mudi Dahromo I dan juga wakil ketua Siskamling itu adalah sosok yang berkarakter blak-blakan. Apa adanya dan sangat humoris.

Ketika ditanya apa motivasinya nyalon lurah,  dengan rendah hati beliau hanya jawab ingin mengabdi pada masyarakat.

Mas Saryanto memang dikenal sangat aktif di lingkungan masyarakat. Badan besarnya tidak menghalangi untuk ke sana kemari dalam rangka melaksanakan tugas organisasi atau kemasyarakatan.

Tetangga-tetangga dan umumnya warga Dahromo awalnya kaget dengan keputusannya untuk ikut mencalonkan diri sebagai kandidat lurah desa Segoroyoso.

Tetapi, akhirnya masyarakatpun tahu dan tidak sedikit yang mulai menampakkan simpatik untuk ikut mendukung serta mensosialisasikan.

Ada pula yang berpendapat dia dicalonkan hanya sebagai "unthul" alias pelengkap saja. Yang hampir pasti kalah. Menanggapi tentang hal ini, beliau hanya senyum. Unthul atau bukan, ketika sudah resmi terdaftar sebagai calon maka peluangnya adalah 50 - 50. Masyarakat nanti yang akan memilih dan menentukan. Tidak sedikit diberbagai daerah calon yang tidak diunggulkan bisa memenangi kompetisi.

Dan bila pada waktunya tugas itu betul-betul diamahkan kepadanya, insyaallah dia akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh.

So, sedulur mau pilih siapa, adalah hak sedulur sendiri. Kami hanya mengabarkan.

Salam guyup rukun warga Segoroyoso.

 

*Abi Husna

4 September 2020

Kamis, 03 September 2020

Doa Seorang Ayah


Oleh: Triyanto

Guru SDU Aisyiyah Bantul


Guru swasta atau sering disebut honorer, mungkin bagi banyak orang hanya posisi yang biasa cenderung dianggap rendah. Tetapi, bukan bagi seorang ayah desa yang memang berharap agar diantara anaknya kelak ada yang kerja sebagai guru di sekolah atau pun pegawai kantor sebuah instansi. Tidak peduli honorer maupun PNS. Setidaknya ia berfikir jangan sampai anak-anaknya hanya setingkat dengan orang tuanya yang sekolah dasar saja tidak lulus, dan bekerja serabutan sebagai buruh. Walaupun pernah juga diantara pengalamannya dulu sang ayah bekerja di hotel, namun nuraninya mengatakan bukan ini tempat yang berkah baginya. Buruh tani pun akhirnya menjadi labuhan terakhir setelah aneka ikhtiar kerja diupayakannya. Hingga sekarang.

Sang ayah berharap anaknya kelak ada yang jadi pegawai. Menjadi orang di masyarakat. Bisa berbuat banyak untuk sesama.

Sujud di akhir malam dan doa tulus pun sang ayah panjatkan, untuk kebaikan keluarga dan kelancaran anak-anaknya. Hampir tidak pernah absen tahajjud ia tunaikan. Syukur dan pengharapan hanya kepada Allah SWT ia serahkan.

Atas doanya itu Allah menunjukkan tanda diijabah. Salah satu putranya, tepatnya putra ketiga diantara lima bersaudara mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi PBUD untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tanpa tes. 

Tidak terbersit sebelumnya, bahwa putranya akan dengan mudah masuk kuliah di perguruan tinggi. Sedangkan di lingkungan masyarakat di kampung, masih sangat sedikit anak yang berkesempatan kuliah. Rata-rata hanya sampai SMA atau SMK dan sudah kemudian bekerja dan menikah.

Masih diusia kuliah, putranya itupun menampakkan mulai aktif di masyarakat sebagai pengurus remaja masjid. Kemudian menjadi pengajar TPA hingga sempat diamanahi selaku ketua Badan Koordinasi TKA-TPA kecamatan.

Waktu berlalu, sang anak pun lulus S1. Dan selang beberapa minggu setelah melalui seleksi ketat, sang anak telah dinyatakan diterima bekerja sebagai salah satu guru honorer sekolah swasta rintisan.

Sekolah yang belum begitu wujud karena siswa baru ada kelas 1, ijin operasional sedang diproses dan gedung masih pinjam bangunan lama yang tidak dipakai.

Namun, perlahan dan pasti sekolah itupun berkembang. Ratusan jumlah siswanya bahkan menjadi yang terbesar di Kabupaten Bantul. Yaitu SD Unggulan Aisyiyah Bantul.

Selain sebagai guru kelas, sang putra pun ditugasi sebagai wakil kepala sekolah dan setelah 4 tahun berlalu, amanah sebagai Kepala Sekolah pun diembankan padanya.

Di luar sekolah, sang putra tetap aktif diorganisasi. Setelah beberapa waktu mengemban amanah sebagai ketua Pemuda Muhammaditah Ranting kemudian lanjut mendapat amanah selaku sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah. Ia mulai banyak beradaptasi komunikasi dengan bapak-bapak yang lebih senior, hingga Musyawarah Ranting untuk pergantian kepengurusan baru di tahun 2016, sang putra pun terpilih sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah periode 2015-2020.

Ada rasa haru dan kesyukuran terpancar dari wajah sang ayah yang mulai berusia lanjut. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, putranya menjadi diantara tokoh di masyarakat. Sebagai ketua PRM, sering mendapat jadwal khutbah jumat, mengisi pengajian. Mulai dipercaya ketika ada hajatan pernikahan untuk sebagai wakil keluarga untuk masrahke atau menerima calon pengantin. Dan tugas-tugas masyarakat yang lain. Sungguh, itu adalah diantara cita-citanya yang jauh hari bertahun lalu beliau harapkan. Ingin diantara anak keturunannya bisa menjadi orang. Bukan tentang hartanya, tetapi perannya di masyarakat.

Begitu kalimat sang ayah diungkapkan pada putranya.

Masyaallah, Subhanallah, Astaghfirullah..

Entah ujub, sombong, atau syukur, tak bisa sang anak simpulkan atas gejolak hati mendengar pengakuan sang ayah.

Yang jelas, ia tidak bisa menyembunyikan nikmat. Nikmat menjadi wujud dari sebuah doa tulus orang tuanya,  ini sungguh karunia luar biasa. 

Semoga kondisi bisa berbuat untuk kebaikan di masyarakat ini terus dilimpahkan Allah SWt kepadanya, kepada sang putra, yaitu saya sendiri penulis kisah ini. Dan semoga Ayahanda betul-betul bangga pada putranya dan terus mentautkan doa untuk kebaikan dunia dan akhirat, dirinya dan keluarganya. Terkhusus pada kami anak-anaknya. Dan kami pun mendokan yang terbaik untuk ayahanda serta bunda. 

Salam takdzim dan terima kasih yang tak terhingga atas pengorbanan selama ini.

Terkhusus kepada *Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantul* yang memberikan kesempatan dan kepercayaan pada kami untuk turut mengabdi, semoga Allah SWt meridloi setiap langkah perjuangan ibu-ibu dan kita semua. Kami bangga sebagai guru di amal usaha bidang pendidikan Aisyiyah.

Salam dari ayah dan bunda kami, Bapak Amir-Ibu Lanjariyah.


---

Dahromo, 2 September 2020










Rabu, 02 September 2020

ZIARAH MAKAM KH. AHMAD DAHLAN



Bertepatan tanggal milad 111 tahun Muhammadiyah hari ini saya menyempatkan ziarah ke makam Alm. KH. Ahmad Dahlan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah di Karangkajen, Yogyakarta. Dan baru kali ini saya melihat langsung makam ulama besar sekaligus pahlawan nasional itu. Sangat sederhana tidak seperti kebanyakan tokoh besar yang makamnya dibangun sedemikian rupa.

Tidak ada orang lain disaat saya memasuki area makam tersebut. Padahal ini hari penting bertepatan milad organisasi besar yang didirikan oleh alm. KH. Ahmad Dahlan. Artinya memang tidak ada tradisi ziarah khusus dihari penting berdirinya Muhammadiyah, apalagi hari2 biasa. Warga Muhammadiyah tidak anti ziarah kubur, tetapi memang tidak ada kebiasaan sebagaimana sebagian masyarakat lain lakukan.

Sungguh, saya dan kita pantas iri terhadab beliau. Organisasi yg beliau dirikan 111 tahun lalu, hingga kini terus bergerak dan semakin semarak. Ribuan amal usaha pendidikan, rumah sakit, tempat ibadah, dan aneka lembaga sosial keagamaan terus lahir dari persyarikatan ini untuk umat, untuk bangsa. Betapa besar manfaatnya. Betapa dahsyat insyaallah aliran pahala dari jariyah yg beliau tinggalkan ini. Masyaallah..

Ya Allah, ijinkan hamba untuk mampu mengikuti tauladan orang2 yg engkau ridloi dalam beramal. Jadikanlah amalan kami, amalan yg Engkau terima. Barokah dunia akhirat. Aamiin..

8 Dzulhijjah 1441 H

29 Juli 2020 M

Abi Husna

 


TULADHA PANAMPI PASRAH NGUNDUH MANTU

  Assalamu 'alaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil’alamin….   Mugi kawilujengan, karahayon, katentreman, kabegjan menapa dene kamulya...