Selasa, 21 Agustus 2018

Khutbah Iedul Adha 1439 H

Alhamdulillah, Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul menerbitkan naskah khutbah sholat Iedul Adha 1439 H/2018 M. Khutbah ada dua judul dengan berbahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Berikut naskah khutbah Idul Adha secara lengkap bisa didowload di bawah ini:

Khutbah Idul Adha 1439 H

Selasa, 31 Juli 2018

PAKDHE WAKIJAN


Pakdhe Wakijan
Allah mengambil penglihatannya, tapi tidak hatinya

Pakdhe Wakijan. Entah kenapa, pagi ini saya ingin menulis tentang beliau. Beliau adl seorang yang buta, tidak bisa melihat sama sekali. Tetapi bukan buta bawaan sejak lahir.
Saya masih ingat ketika dulu beliau masih sehat, bisa melihat dan beraktivitas seperti umumnya orang normal.
Beliaupun memiliki istri dan juga anak-anak yang kini semua sudah tumbuh dewasa dan berkeluarga.
Yang aku tahu waktu itu, satu mata beliau tampak sedikit kurang normal. Namun entah sakit apa saya tidak tahu persis.
Dalam perkembangannya, dalam usia beliau sekitar 50 tahunan, sakit mata beliau semakin parah. Penglihatan mulai terganggu.
Berbagai ikhtiar untuk kesembuhan sudah dilakukan, tapi Allah maha kuasa untuk memberikan cobaan pada hambanya.
Pakdhe Wakijan pun buta. Sakit mata yang dideritanya tidak bisa diobati. Bahkan kedua matanya, bukan hanya sebelah.
Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana beratnya orang yang dicoba dengan hilangnya penglihatan. Sedangkan dulunya normal, bisa melihat warna-warni dunia.
Tetapi, sudah sekitar 10 tahun pakdhe Wakijan mendapat ujian itu, ada hal istimewa yang sungguh orang normal pun berat melakukan.
Pakdhe Wakijan hampir tidak pernah absen sholat jamaah 5 waktu di masjid. Padahal jarak rumah beliau dengan masjid sekitar 400 meter. Dia berangkat ke masjid ditemani istrinya, budhe Sukinem. Yang dengan telaten menuntunya menuju masjid.
Beliau juga tetap beraktivitas bekerja, kadang ke sawah.
Sungguh, saya melihat beliau adalah orang istimewa. Berat pasti cobaan ini. Tapi beliau tetap bersabar. Tidak sekedar pasrah dengan keadaan, tetapi semangatnya beribadah menunjukkan beliau tetap bersyukur dengan kondisi ini.
Semoga Allah mengganti kesulitan ini dengan syurga yang keindahannya sempurna. Seperti halnya yang telah disabdakan baginda Radulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah berfirman, “Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan dua kekasihnya (kedua matanya), kemudian ia bersabar, niscaya Aku menggantikan keduanya (kedua matanya) dengan surga.” (HR. Bukhari no. 5653).
Abi Husna. 29-7-2018

Jumat, 27 Juli 2018

Kritikan Indah Dari Bidadari Kecil


Ahad kemarin disela acara walimahan tetangga, tiba2 si kecil merengek minta dibelikan mainan. Ada pedagang mainan yg memang menjajagan dagangan dekat acara.
Tetapi karena beberapa hari kemarin dia sdh dibelikan mainan, dan cukup sering beli mainan, hari ini ayah tidak mengijinkan dia beli mainan. Walaupun dia berusaha merajuk termasuk pd ibunya.
Si kecil pun menangis dan tampak begitu kecewa, kemudian dia minta pulang. Krn rumah tdk jauh, ayah temani dia pulang jalan kaki. Sambil terus menangis di sepanjang jalan.
Sampai di rumah, dia langsung ambil buku kemudian menjauh dari ayah dan tampak khusuk menuliskan sesuatu. Kemudian buku ditutup dan tidak mengijinkan ayah membacanya.
Sore hari, setelah suasana tampak sudah nyaman. Tanpa berat lagi, si kecil tunjukkan tulisannya pada ayah.
9 kata dia tuliskan pada 9 baris buku:
Ayah
nakal
dan
pelit
dan
sukanya
hanya
lihat
HP
Hhh!!??.. Ada rasa campur aduk membaca tulisan si kecil ini.
Bahwa ia belum bisa memahami kenapa dilarang beli mainan, jelas tersirat. Dan insya Allah pd waktunya dia akan paham. Tetapi tentang ayah sukanya lihat HP, ini yg menjadi kritikan berasa. Walaupun tentunya bagi ayah memang banyak urusan penting yg harus berkomunikasi dg HP tapi bagi si kecil, ini akan tampak menjadi kurangnya perhatian pada dia. Dalam hati ayah pun mengaku merasa khilaf. Engkau benar anakku. Dan satu lagi yg menjejak haru, dia telah belajar melampiaskan kekesalan dg cara yg elegan. Menulis di buku diary
Ah, ini tentu hasil dari sentuhan indah ibunda si kecil, istri tercinta, Yulian Istiqomah. Yg katanya memang guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah di Bantul ini. MTsN 2 Bantul tepatnya. Mksh bunda.

Abi Husna, 15-7-2018

Sabtu, 16 Juni 2018

Khutbah Idul Fitri 1439 H / 2018 M

MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN
ORANG-ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

اللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ , يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا,  يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Alhamdulillah, setelah satu bulan penuh kita melalui bulan Ramadhan akhirnya sampailah kita pada hari yang dinanti-nantikan, hari kemenangan, idul fitri yang penuh berkah ini. Kita berdoa semoga puasa kita, shalat kita, rukuk dan sujud kita, serta doa-doa kita diterima oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim.

Sungguh suasana hari ini adalah suasana yang dirindukan semua orang. Semua kaum muslimin berpakaian rapih dan bersih, berbondong-bondong menuju tanah lapang untuk melaksanakan ibadah sholat iedul fitri. Mereka saling bertegur sapa sambil mengembangkan senyum terbaiknya dan mengagungkan asma Allah:
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Ketahuilah bahwa tujuan semua ibadah, mulai dari shalat, zakat, puasa, dan haji adalah lahirnya orang-orang yang bertaqwa, la-allakum tat-taquun. Puasa ramadhan, termasuk seluruh rangkaian ibadah yang ada di dalamnya, baik berupa shiyam di siang hari dan qiyam di malam hari adalah la-allakum tat-taquun. Pertanyaannya, apakah target dan tujuan itu telah tercapai? Sudahkan hari ini kita betul-betul menjadi orang yang bertaqwa?

 Sesungguhnya salah satu sifat yang menonjol bagi orang-orang betaqwa adalah senantiasa  bersegera dalam meraih janji-janji dan ampunan Allah Subhanahu Wata'ala. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾

Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhan-Mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Ali Imran: 133).
Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Sangat mengagumkan, sekaligus membanggakan hati saat kita menyaksikan kaum muslimin begitu antusias menuju maghfirah dan surga-Nya. Kita melihat di bulan Ramadhan, masjid-masjid dan mushalla-mushalla selalu penuh dengan jamaah, baik yang hendak menjalankan shalat maupun pengajian. Masjid dan mushalla menjadi pusat perlombaan menuju ampunan Allah dan surga-Nya, Pemandangan yang indah ini akan menjadi sempurna jika setelah Ramadhan masih dipertahankan.

Melalui mimbar yang mulia ini kami bertanya, maukah bapak-bapak, para jamaah shalat idul fitri, selepas Ramadhan, pada hari-hari di bulan Syawal dan seterusnya tetap memakmurkan masjid? Siapkah bapak-bapak menjadi pelopor untuk memakmurkan kembali masjid-masjid dan mushalla di lingkungan kita? Bersediakah para orangtua, bapak dan ibu  menggiring anak-anaknya ke masjid sebagaimana mereka ke sekolah?

Mudah-mudahan melalui jamaah ’Idul Fitri’ yang hadir di tempat yang berkah ini, kita dapat menjadi pelopor untuk menghidupkan kembali masjid-masjid yang ada sebagai pusat peradaban ummat islam. Sehingga potensi sumber daya manusia serta sumber daya alam yang di miliki ummat islam saat ini dapat ditingkatkan mutu dan kwantitasnya sehingga dapat berdaya guna baik untuk masyarakat, bangsa maupun agama.

Selanjutnya, agar kita bisa memahami sejauh mana ’Urgensi Masjid’ sebagai pusat peradaban bagi orang-orang beriman dan bertaqwa, maka ada baiknya jika kita kembali melihat firman Allah Subhanahu Wata'ala sebagai berikut;
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً ﴿١٨﴾
Artinya;“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah Ta’alaa, Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping  Allah Ta’alaa.” (Al-Jin:18).

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Masjid berasal dari kata sajada - yasjudu - sujudan wa masjidan, yang artinya patuh, taat, dan tunduk dengan penuh hormat dan tadzim. Maka urgensi masjid adalah merupakan tempat sujud beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala semata. Masjid memiliki fungsi yang sangat strategis untuk mewujudkan visi dan cita-cita besar ummat Islam yaitu membangun peradaban Islam. Sehingga umat islam betul-betul menjadi umat terbaik, sebagaimana firman-Nya:


كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ... ﴿١١٠﴾

Artinya; “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ... (Ali-Imran: 110).

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Kalau kita memperhatikan secara seksama aktifitas kaum muslimin di bulan Ramadhan, maka menjadikan masjid sebagai pusat peradaban islam itu mudah. Asal mau, itu tidak sulit. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh.

Pertama-tama, menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan intelektual. Selama Ramadhan sangat mudah dijumpai kaum muslimin sangat tekun membaca dan belajar, baik melalui membaca al-Qur’an, membaca buku, maupun mendengarkan ceramah dan kajian. Kebiasaan tersebut menggambarkan bahwa mayoritas ummat ini memiliki pemahaman yang baik terhadap perintah Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah al-Alaq ayat  1 yaitu;
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾
Artinya;“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”. (Al ‘Alaq: 1)

Ayat yang mulia ini merupakan perintah membaca yang sekaligus kewajiban untuk menuntut ilmu. Kewajiban ini mengandung konsekuwensi, terutama bagi orang-orang yang mendapatkan amanah sebagai takmir agar menjadikan masjid sebagai madrasah umat.

Yang paling sederhana, warga sekitar masjid harus bebas dari buta huruf al-Qur’an. Jangan biarkan satupun anak muslim di sekitar masjid yang tidak bisa membaca al-Qur’an. Datangi, data, dan ajak mereka mengaji. Kalau seseorang sudah belajar al-Qur’an, pelajaran yang lain akan menjadi mudah. Allah Subhanahu Wata'ala  akan menambahkan kecerdasan orang-orang yang belajar Al-Qur’an.

Kedua, menjadikan masjid sebagai tempat memberdayakan spiritual dan perbaikan moral. Allah SWT berfirman:

(QS. Al Ankabut: 45)





Perintah membaca Al-Qur’an dan menegakkan sholat akan lebih optimal dilaksanakan dengan adanya masjid yang representtif. Meskipun demikian, sebagian dari kita ada yang masih malas-malasan pergi ke masjid untuk sholat berjamaah. Bahkan tidak jarang, sholat fardlu hanya diikuti oleh bapak-bapak sepuh dan sebagian ibu-ibu. Tiada anak-anak, tiada remaja. Ini sungguh kondisi memprihatinkan dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memotivasi anak-anak dan remaja agar mereka juga dekat dengan masjid.

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Berikutnya, yang ketiga, hendaknya kita dapat memanfaatkan masjid sebagai pusat persatuan dan kesatuan ummat. Masjid merupakan tempat yang paling kondusif untuk menjaga kemurnian niat, kesucian ajaran Islam, dan pelaksanaan syariah Allah Subhanahu Wata'ala. Masjid seharusnya bebas dari berbagai macam isu dan kepentingan kelompok tertentu yang menyimpang dari tuntunan Qur’an dan Sunnah. Jangan mudah percaya dengan isu bahwa masjid adalah penebar bibit radikalisme, apalagi terorisme. Sungguh itu hanyalah propaganda untuk menjauhkan umat islam dari masjid. Tetap berpegang teguhlah kita pada agama islam.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:


وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواَۚ

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,..... (Ali Imron : 103)

Dan, yang Keempat, adalah menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan sosial ekonomi ummat Islam. Kalau kita mencermati realitas kehidupan masyarakat saat ini, dapat kita simpulkan bahwa permasalahan yang menonjol adalah persoalan sosial ekonomi. Dan karena mayoritas penduduk negeri ini adalah muslim maka yang paling menderita bahkan menjadi masyarakat marjinal atau pinggiran adalah ummat Islam.

Solusinya adalah memaksimalkan potensi ekonomi ummat Islam, terutama melalui pengelolaan dana Zakat, Infaq dan Shadakah atau ZIS serta peningkatan kewirausahaan. Takmir bisa bekerja sama dengan lembaga zakat resmi yang telah ada.

Terakhir yang Kelima, adalah menjadikan masjid sebagai pusat kepemimpinan ummat Islam. Hal ini sangat penting, agar seluruh aktifitas ummat Islam dapat berjalan sesuai dengan tuntunan yang sebenarnya, yaitu menaati struktur kepemimpinan Islam yang terdapat dalam al-Qur’an;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً ﴿٥٩﴾

Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisaa’:59).


Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Agar lebih mudah memahami dan melaksanakan kepemimpinan dalam Islam mari kita perhatikan pidato Khalifah pertama Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu, tatkala beliau dilantik menjadi pemimpin setelah Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam wafat. Berikut ini adalah petikan pidato Abu Bakar Ash Shiddiq tersebut:

“Amma ba’du, saudaraku sekalian.., sesungguhnya aku telah terpilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terbaik diantara kalian. Jika aku berbuat kebaikan bantulah aku. Dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah, sementara dusta adalah suatu pengkhianatan”.
Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu menyatakan bahwa pada hakekatnya pemimpin tidak berbeda daripada rakyat biasa. Ia bukan orang istimewa. Tetapi hanya sekedar orang yang mendapatkan kepercayaan dan dukungan orang banyak. Di atas pundaknya terpikul satu tanggung jawab yang besar dan berat baik terhadap umat, masyarakat pada umumnya, terlebih lagi terhadap Allah Subhanahu Wata'ala. Jujur, amanah, dan berlaku adil dalam memelihara kepercayaan orang banyak adalah salah satu sifat kepemimpinan Islam yang terpenting.

Pemimpin yang baik adalah yang dekat dan dikelilingi oleh orang-orang yang shalih. Pemimpin harus meminta dan memperhatikan nasehat orang-orang shalih. Pemimpin senantiasa mengabdikan dirinya kepada Allah Subhanahu Wata'ala, serta memerintah berdasarkan ketentuan-Nya, kemudian bersabar karena-Nya sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala:


وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ ﴿٢٤﴾

Artinya; “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajadaah: 24).

Yang paling penting, jangan sampai ummat Islam menyerahkan kepemimpinannya kepada orang lain. Bagaimana mungkin seorang pemimpin non-muslim dapat  melakukan fungsi yahduna bi amrina?

 Demikianlah urgensi masjid sebagai pusat membangun peradaban Islam. Masyarakat Islam harus terus diajak memakmurkan masjid. Ummat harus diajak untuk menegakkan shalat berjamaah di masjid.

Jamaah sholat idul fitri rahimakumullah.

Sebelum khutbah ini kita tutup, kami ingin berpesan khususnya kepada para remaja dan pemuda. Gunakanlah masa mudamu, masa emasmu untuk kemuliaan dirimu dan agamamu. Jangan habiskan waktu sia-sia dengan sekedar mengikuti hawa nafsu. Jangan habiskan waktu bermain dunia maya, medsos dll yang tidak ada hubungannya dengan kebaikan. Jangan ikuti nafsu untuk melihat gambar-gambar dan video porno.
Dekatilah orang-orang shalih, bersemangatlah untuk ke masjid dan memakmurkan masjid. Isya Allah kalian adalah generasi yang akan membawa kejayaan islam kembali.


Akhirnya, untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdo’a, mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata'ala  menempatkan kita termasuk orang-orang bertaqwa dan  menyatukan kita di surga-Nya. Amiiin yaa Rabbal ‘alamin….



DO’A - DO’A

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمدلله رب العالمين. -
 اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.-

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ اَللَّهُمَّ زَكِّ نُفُوْسَنَا  بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُكَ وَخَاصَّتُكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ أَنْ تُعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِميْنَ وَأَنْ تُذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَنْ تُدَمِّرَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَنْ تَجْعَلَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُحَرِّرَ الْمَسْجِدَ الأَقْصَى وَأَرْضَ فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ جُنُوْدِ حَمَاس. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ سَائِرِ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
امين- امين- امين يا رب العالمين

والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته


Keterangan:
-Disampaikan pada Khutbah sholat Idul Fitri di Halaman Masjid Al-Huda, Bayuran, Sumberagung, Jetis, Bantul.
-Reverensi pokok dari artikel di www.hidayatullah.co.id

Sabtu, 05 Mei 2018

Adakah Baitul Maqdis Dalam Hatimu?

Baitul Maqdis adalah tanah yang diberkati. Al-Qur’an dalam banyak ayat menggambarkan Baitul Maqdis dengan barakah. Sebut saja firman Allah Swt. dalam surat al-Isra’ ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ

“Maha suci Allah Azza wa Jalla yang telah memperjalankan hamba-Nya q pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami barakahi sekelilingnya.”
Masjid al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Disebutkan dalam kita Bukhari Muslim, Abu Dzar RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW; “Wahai Rasul, masjid apakah yang pertama kali diletakkan di bumi? Nabi menjawab: al-Masjidil Haram, aku bertanya lagi. Kemudian apa?. Nabi menjawab: al-Masjidil Aqsha. Aku bertanya. Berapakah jarak antara keduanya? Nabi menjawab, 40 tahun. Kemudian di manapun kalian mendapati waktu shalat, maka shalatlah sesungguhnya ada keutamaan di dalamnya.”
Saat ini, hal paling penting adalah persatuan umat. Ketika menyoal Baitul Maqdis maka lepaskan semua baju perbedaan dan kenakan pakaian persatuan. Mulailah berfikir bahwa Baitul Maqdis tidak hanya mempersatukan umat Islam Indonesia tapi persatuan dunia Islam.
Terbayang dalam benak dan terjawantah dalam harapan, kelak pesawat-pesawat dari semua Negara Islam akan datang ke Baitul Maqdis, kapal-kapal berlayar dengan satu tujuan yang sama, dan konvoi darat untuk menembus Baitul Maqdis. Harapan mampu mengalahkan rasa takut jika dibarengi kepercayaan pada Dzat yang Maha Mengabulkan doa. Kita boleh meringis dengan apa yang terjadi sekarang, tetapi jangan pernah kehilangan harapan untuk dapat membebaskan Baitul Maqdis. Tidak ada pendorong sehebat harapan dan tidak ada tonikum sekuat mengharapkan sesuatu terjadi pada hari esok.
Dari hati yang paling dalam kita teriakkan birruh, biddam, nahmika ya aqsa. Adalah keistimewaan bagi siapa saja jika hatinya telah dipautkan dengan Baitul Maqdis. Sebagaimana Salahuddin al-Ayyubi. Keterikatan hatinya dengan Baitul Maqdis laksana nenek tua yang kehilangan anak dan cucu. Bagi Salahuddin, memikirkan kemerdekaan Baitul Mqdis lebih berat daripada memikul gunung. Hal itu yang ada dalam benak dan hati Salahuddin.
Dalam waktu dekat Trump akan mengukuhkan pencaplokan al-Quds oleh Zionis dengan memindahkan Kedutaan besarnya dari tel Aviv ke Yerussalem (al-Quds). Bagi Zionis Israel, mencaplok al-Quds adalah tujuan utama dari berdirinya penjajahan mereka. Maka kenakan pakaian persatuan agar kita mampu menghentikan provokasi Trump ini.
Al-Quds bukanlah sekedar batas-batas tanah. Namun tanah waqaf umat Islam ini adalah akidah. Disinilah, Garis Perjuangan kita semakin ditegaskan. Adakah Baitul Maqdis dalam hatimu? Jika ada, bergabunglah dengan jutaan umat yang akan turun aksi pada tanggal 11 Mei 2018.

Sumber: AQLnews
 *ditulis dari sambutan KH Bachtiar dalam pembentukan Koalisi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis.

Rabu, 02 Mei 2018

Download Buku Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah

Warga Muhammadiyah dewasa ini makin memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari. Tuntutan ini didasarkan atas perkembangan situasi dan kondisi antara lain:

1.  1. Kepentingan akan adanya pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis.

2.  Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan umat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah, yang memerlukan pedoman bagi warga dan pimpinan Persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan itu.

3.   Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai-guna semata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21.

4.  Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba melintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses hubungan-hubungan sosialekonomi- politik-budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa.

5.   Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri.

Secara lengkap Buku Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah bisa didownload di bawah ini: 
Buku Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah

Semoga bermanfaat.



Selasa, 17 April 2018

Download Buku Tuntunan Ibadah Pada Bulan Ramadhan



Bulan Ramadhan insya Allah akan segera menghampiri kita. Mari kita sambut dengan mempersiapkan ilmu tentangnya. Semoga dengan ilmu yang benar tentang Ramadhan, kita bisa lebih optimal dalam beribadah kepada Allah SWT di bulan tersebut. Alhamdulillah, sahabat bisa dapatkan panduan praktis  Tuntunan Ibadah Pada Bulan Ramadhan dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah di sini: 
Tuntunan Ibadah Pada Bulan Ramadhan.


Senin, 19 Maret 2018

Pasrah Calon Temanten Kakung



Pengalaman pertama mendapat amanah mewakili keluarga masrahke calon pengantin putra. Beberapa hari cari referensi contoh di buku dan googling karena memang belum cukup punya bekal, hanya kemantapan untuk menyanggupi permintaan. Akhirnya tersusun pidato pasrah calon pengantin putra sebagai berikut:

Assalamu 'alaikum wr.wb.
Dhumateng panjenenganipun para pepundhen, para sesepuh pinisepuh ingkang hanggung mastuti dhumateng pepoyaning kautaman ingkang pantes pinundhi. 
Para pangemban pangembating praja satriyaning negari minangka pandam pandoming para kawula dasih ingkang sinuba ing pakurmatan. 
Para tamu kakung sumawana putri ingkang pantes nampi pakurmatan satuhu pantes lamunta sinudarsana.
Langkung-langkung dhumateng panjenenganipun Bapa Paiman sekalian ingang tansah kinurmatan.

Sakderengipun kula ngaturaken wigatining sowan kula, sumonggo langkung rumiyin kita tansah ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Pangeran Ingkang Maha Agung, dene awit saking sih berkah tuwin sih rahmatipun, kula panjenengan saged sami pinanggih kanthi wilujeng, winantu ing suka rena.
Saklajengipun, ing ngriki kula pinjil dados paraga sulih sariranipun Bapa ROHASIH sekalian, ngemban jejibahan kinen sowan saha matur ing ngarsa panjenengan:


Ingkang Sepisan Bapa Rohasih sekalian ngaturaken salam taklim konjuk Bapak PAIMAN sekalian kanthi atur “Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakatuh”, ugi sungkem pangabekti dhumateng para pinisepuh binarung pepuji mugi tansah cinelakna ing suka rahayu, tinebihna ing sambekala.
Ingkang Kaping kalih, kula kadhawuhan nglarapaken calon penganten kakung pun bagus HERNAWAN atmaja kakungipun Bapa Rohasih sekalian ingkang pidhalem ing dusun Dahromo I RT 5, kelurahan Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Bantul, ingkang dinten punika, badhe kadhaupaken kalian anakmas NURNI UTAMI, putra putrinipun Bapa Paiman sekalian, hawit saking punika titiwanci punika calon penganten kakung kula pasrahaken ing ngarsa panjenengan borong menggah kalaksane sedya. Kula namung nderek memuji, mugi lampahing titilaaksana salajengipun saged tumapak kanthi rancak kalis saking sambekalaning gati.
Ing Tembenipun, kula taksih nyuwun gungan, rehning anak kula bagus Hernawan menika taksih kirang seserepan khusussipun babagan gesang bebrayan, mila mugi Bapa Paiman kersaa paring sesuluh saha wewarah amrih gesang bebrayanipun kaliyan anakmas Nurni Utami saged manggih kamulyan.
Ingkang Kaping tiga, Minangka jangkeping tata krami, sarta hanetepi adat, kula kinen ngaturaken sawetawis pisungsung arupi ubo rampe, minangka tandha tetangsuling katresnan saking calon penganten kakung. Sanadyan mboten sepintena, kanthi pangajabing manah mugi sageda anambah raketing raos kekadangan.

Saklajengipun, Bapak Rohasih, ugi ngaturaken bubuh / redana ingkang awujud arta. Mugi-mugi kenginga kadamel ngenteng-enthengi anggenipun Bapak Paiman sekaliyan anetepi darmaning asepuh, inggih amengku gati amiwaha putra.

Wasana cekap semanten atur kula, menawi wonten kirang trapsila anggen kula matur lan ugi kirang subosito anggen kula sak rombongan sowan, kula mawantu-wantu nyuwun agenging samodra pamaksami.
Wassalamu 'alaikum wr.wb.

Kandang Kelompok

Teringat beberapa tahun lalu, hampir setiap rumah di dusun Dahromo bersebelahan dengan kandang sapi.
Karena memang sebagian besar penduduk bermata pencaharian bertani dan memelihara ternak khususnya sapi.
Tidak banyak mereka memelihara, hanya antara 1 sampai sekitar 5 ekor. Dan dibuat kandang bersebelahan dengan rumah untuk kemudahan perawatan dll. 
Tetapi, karena kondisi itu, juga kita lihat diberbagai sudut kampung tepatnya ya di setiap kandang sapi tersebut terdapat tumpukan kotoran sapi, bahkan juga di jalan2 karena sering kali sapi yg sedang di arak menuju sungai untuk dimandikan juga sempat mengeluarkan kotoran di jalan.
Bila hujan turun, ada pemandangan khas yg bagi kami masyarakat di dusun ini wajar tapi bagi orang yg tidak biasa akan merasa jijik. Yaitu genangan air berwarna kekuningan. Itu adalah air hujan yg mengenai kotoran sapi dan melarutkannya. Tentunya dari sisi kesehatan, ini adalah kondisi lingkungan tercemar dan rawan penyakit.
Tahun berjalan, informasi2 tentang lingkungan sehat dan menjaga kesehatan pun sampai. Ada kesadaran tentang kondisi lingkungan yg perlu disikapi.
Akhirnya, muncul ide untuk membuat lokalisasi khusus pemeliharaan ternak, sapi dan kambing. Di tanah persawahan yg cukup luas, di timur dusun, disitulah disepakati warga untuk membuat kandang-kandang pemeliharaan sapi dan kambing. Maka terwujudlah kandang kelompok. Lokasi baru warga mengoptimalkan aktivitas ternak sekaligus zona saling interaksi warga.
Kini, rumah2 yang dulu bersebelahan dengan kandang sapi pun mulai tampak lebih indah. Tidak ada tumpukan kotoran sapi dan aroma tidak sedap di lingkungan sekitar rumah.
*Abi Husna. 17-3-2018

TULADHA PANAMPI PASRAH NGUNDUH MANTU

  Assalamu 'alaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil’alamin….   Mugi kawilujengan, karahayon, katentreman, kabegjan menapa dene kamulya...