Kamis, 05 Desember 2019

Dilema Seragam Batik (Baru)

Oleh: Abi Husna

Hari ini saya melihat teman-teman sudah mengenakan seragam sekolah yang baru. Seragam sesuai ketentuan dari pemerintah daerah, tiap Kamis batik tirta samudra. Bagus, elegan, dan sangat tampak nuansa lokal. Bantul.

Tetapi, saya sendiri belum mengenakan. Masih hanya memakai batik lain yang saya punya. Bahkan kain seragam batik yang seperti punya teman-teman masih terlipat rapi belum saya bawa ke penjahit.

Saya kurang taat aturan, tidak tertib berseragam. Mungkin seperti itu.

Tetapi, sebenarnya saat ini saya sedang merenungkan. Keafdlolan bila saya harus menjahitkan seragam batik lagi.

Saya mulai mengingat dan berhitung.
Seragam batik yang saya punya.

Seragam sekolah 1
Seragam sekolah 2
Seragam sekolah 3
Seragam sekolah 4
Seragam sekolah 5
Seragam persyarikatan 1
Seragam persyarikatan 2
Seragam persyarikatan 3
Seragam persyarikatan 4
Seragam RT
Seragam LPA

Sudah 11 seragam batik, belum ditambah batik pribadi yang  bukan seragam dan juga batik pemberian sahabat semacam hadiah.

Padahal, jadwal resmi penggunaan seragam di sekolah hanya 2 hari. Kamis, Jum'at. Sebagian seragam berkala bulanan seperti batik PGRI.

Batik-batik sekolah yg saya tulis di atas, memang sebagian sudah lama. Sudah tidak dijadwalkan untuk dipakai lagi. Tetapi kondisi masih bagus. Dan sudah kehabisan waktu untuk kapan dipakai, karena hari-hari lain sudah ada jadwal seragam sendiri. Termasuk yang bukan batik. Misal senin seragam kheki, selasa seragam biru, dan rabu seragam putih.

Karenanya, saat ini saya betul-betul sedang merenung. Mestinya saya segera tertib mengikuti ketentuan. Memakai seragam sesuai jadwal.

Tetapi, seragam-seragam lama saya terus nasibnya bagaimana. Apakah tidak kasihan mereka. Hanya menjadi penghuni pasif almari.

Saya ingin menyalurkan kepada yang membutuhkan. Tetapi, kulihat sekarang, banyak orang yang juga sama punya koleksi bertumpuk seragam.
Memberikan pada seseorang, bisa jadi malah dianggap merendahkan. Memberi barang bekas. Walaupun sebenarnya masih bagus, setidaknya masih layak.

Terus, bagaimana baiknya?
Dan ini baru soal batik. Belum juga soal kaos, yang di sekolah pun hampir tiap tahun ada seragam kaos baru.

😊🙏🏻🙏🏻

Bantul, 5-12-2019.

Kamis, 14 November 2019

Sejarah Akan Berulang, Serbuan itu pun Pasti Akan Terjadi Lagi

Oleh: Abi Husna
Mereka adalah gerombolan yg sangat masif dan dramatis ketika menyerbu. Ribuan anggota dari berbagai sarang persembunyian meluncur dalam waktu yang bersamaan. Serbuan ke berbagai arah; utara, selatan, barat, timur, bahkan atas dan bawah. Hasilnya menakjubkan.
Membuat banyak orang terkesima, tidak sedikit anak-anak dibuat berlarian, bahkan beberapa diantaranya tampak histeris.
Gerombolan yg sangat sempurna dalam menyembunyikan diri sebelum hari eksekusi.
Tidak tampak sama sekali lokasi persembunyiannya. Padahal ada ribuan lokasi sebagai sarang dengan anggota yang juga ribuan tiap sarangnya.
Disitu tempat mereka tumbuh, mempersiapkan diri untuk hari penyerbuan.
Entah, apakah ada koordinator penghubung antar sarang sehingga serangan masif dihari dan jam yang sama bisa terlaksana. Padahal, dipastikan mereka tidak memiliki alat komunikasi canggih seperti HP maupun internet.
Bila direnungkan tentang aksi mereka yang menakjubkan itu, pantas untuk ditiru untuk sebuah aksi yang ingin sama dahsyatnya.
Ada persiapan sunyi tetapi mantab. Tidak tampak ribet ribet mereka menyusun kekuatan.
Tidak tampak mereka berlatih menggunakan alat utama penyerbuan. Tetapi anehnya, mereka mampu menggunakan alat itu dan hampir tidak didapati kegagalan.
Siapakah mereka?
Iya, benar. Mereka adalah laron.
Tidak pernah kita melihat sarang laron kecuali di hari mereka mulai ke luar dari sarang. Inilah kehebatan pertama. Sempurna dalam bersembunyi.
Tidak pernah kita melihat laron belajar terbang. Tetapi dengan sayapnya yang anggun sebagai alat terbang, tahu-tahu ribuan atau malah jutaan laron keluar dari sarang dan beterbangan.
Tidak ada alat komunikasi canggih seperti HP, internet atau medsos, tetapi di hari yang sama, pagi hari, laron dari ribuan sarang yang terpencar di banyak tempat menyembur hampir bersamaan.
Masya Allah...
Inilah diantara hal yang kadang tidak begitu kita fikirkan, tetapi sesungguhnya menunjukkan berbagai kedahsyatan.
Kedahsyatan dari yang Maha Mencipta dan Maha Mengatur,
Allah SWT.

Kamis, 07 November 2019

Penyerahan SK Pendirian Muhammadiyah Dahromo Kepada PWM untuk Museum Muhammadiyah

Alhamdulillah,
Rabu, tanggal 9 Rabi'ul Awwal 1441 H bertepatan dengan 6 November 2019 M pukul 16.30 WIB bertempat di ruang sidang Perpustakaan UMY, saya bersama beberapa pengurus PRM Dahromo bisa menyerahkan dokumen SK Pendirian Ranting Muhammadiyah Dahromo tahu 1928 M dan akan menjadi salah satu koleksi Museum Muhammadiyah yang saat ini masih dalam proses pembangunan di kompleks kampus Universitas Ahmad Dahlan.
Dokumen diterima langsung oleh Ketua PWM DI. Yogyakarta, Bapak Gita Danu Pranata dan diteruskan pada Tim Museum.
Semoga bermanfaat.









Senin, 04 November 2019

SK PENDIRIAN RANTING MUHAMMADIYAH DAHROMO TAHUN 1928

Sulit dibayangkan, tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka, Persyarikatan Muhammadiyah sudah sangat tertib dan modern mengurus administrasi. Tidak hanya untuk urusan-urusan pusat, bahkan berdirinya group atau ranting Muhammadiyah pun sudah dengan dikeluarkan Surat Keputusan.
Adalah group Muhammadiyah Dahromo Kotagede, salah satu ranting yang mendapatkan legalitas pendirian berupa Surat Keputusan dari Moehammadijah Hindia Timoer tahun 1928 dan salinan SK tersebut masih ada sampai sekarang.
Luar biasa. Kami yang saat ini menjadi diantara pelangsung Ranting Muhammadiyah Dahromo bahkan tidak habis keheranan kami. Bagaimana bisa di jaman itu, disaat masyarakat sekedar mencari makan pun masih susah, tetapi Bapak-bapak kami, para tokoh agama, tokoh masyarakat di dusun ini telah berfikir untuk bisa didirikannya ranting Muhammadiyah. Dan setelah segala persyaratan dirasa cukup Pimpinan Muhammadiyah di atasnya pun kemudian mengesahkan dengan mengeluarkan SK.
Betapa beruntungnya kami menerima warisan semangat pergerakan dari Bapak-bapak kami. Menjadi penerus dakwah amar ma'ruf nahi mungkar yang telah jauh-jauh hari disusun rapi. Di kampung ini. Di ranting ini. Muhammadiyah Dahromo. Semoga Allah SWT membalas pahala kepada segenap pendahulu kami yg telah merintis jalan dakwah berkemajuan ini.
Triyanto,
Ketua PRM Dahromo, Cabang Pleret, Daerah Kabupaten Bantul


https://tajdid.id/2019/11/04/jejak-sejarah-tradisi-tertib-administrasi-muhammadiyah/






Jumat, 25 Oktober 2019

Klimaks yang Anti Klimaks


Pasca pengumuman kabinet banyak yang menilai proses demokrasi yang anti klimaks. Apalagi dengan masuknya Pak Prabowo ke jajaran kabinet. Sangat sulit dilogika, kok mau-maunya, dan juga kok ya Pak Jokowi mengajak. Terus apa gunanya kemarin ada pemilihan.
Tetapi saya justru menganggap dan berharap inilah klimaks.
Walaupun pasti, banyak pihak yang kecewa baik dari kubu 01 ataupun 02.
Tetapi, sungguh, dengan bersedianya Pak Prabowo masuk kabinet sebagai Menteri Pertahanan juga sebaliknya terbukanya Pak Jokowi untuk merangkul rival beratnya, maka secara tidak langsung telah terjadi rekonsiliasi.

Suhu perseteruan akar rumput menurun drastis. Padahal, beberapa waktu jelang pemilu, kita merasakan keras dan rumitnya perseteruan antar kubu. Sangat panas dan hampir mustahil bisa dilalui dengan damai. Walaupun banyak tokoh yang dengan arif menenangkan dan bijak, namun provokator tak bertanggung jawab lebih semangat mengadu domba.

Alhamdulillah, Allah Swt masih menyayangi negeri dan bangsa ini. Semoga hari-hari berikutnya semakin tenteram dan maju.

Sedikit was-was yang sepertinya setiap saat bisa muncul kegaduhan lagi, ketika isu-isu tentang radikalisme dimunculkan lagi. Isu yang syarat kepentingan politik dan cenderung memecah kerukunan.
Semoga tidak.

Abi Husna*

Rabu, 23 Oktober 2019

MENDIDIK ANAK AGAR BERANI



Oleh: Triyanto, S.Pd.

Awal masuk sekolah, banyak anak kelas 1 SD yang masih malu-malu. Tidak sedikit juga tampak takut. Takut disuruh maju ke depan kelas. Takut menjawab bila ditanya guru. Takut dinakali teman yang lebih besar. Dan sebagainya. Walaupun umumnya ini hanya beberapa hari, setelah cukup adaptasi mereka akan segera biasa.

Tetapi ada beberapa anak yang memang memiliki karakter pemalu dan penakut. Clingus bahasa jawanya. Seperti yang saya rasakan sendiri waktu kecil.

Dulu, saya ketika masih usia SD, merasa begitu malu dan takut bila diminta guru ke depan untuk mengerjakan tugas. Takut salah. Takut ditertawakna teman. Dan sifat pemalu serta penakut ini berkepanjangan. Ketika di rumah pun, misal ada tamu yang ingin bertemu ayah ibu dan kebetulan yang di rumah hanya saya sendiri, maka saya akan diam di dalam rumah. tidak akan membukakan pintu apalagi menanggapinya. Bingung, malu, takut nanti kalau ditanya jawabnya bagaimana.

Bahkan ketika saya usia SMP. Saya ingat betul, waktu itu sekedar untuk ke warung fotokopi saja saya tidak berani. Tidak tahu caranya bilang kalau mau fotokopi itu bagaimana.

Ketika giliran kelas saya akan ada pemilihan petugas upacara, saya sangat khawatir, was-was, dan takut bila nanti ditunjuk. Maka saya pun menunjukkan raut muka melas agar tidak terpilih.

Walaupun dalam perkembangannya, atas takdir Allah. Alhamdulillah, saya merasa ada perubahan. Lebih berani untuk hal-hal sepele yang dulu saya takutkan. Berani berbicara di forum pertemuan. Berani menjadi pembawa acara kegiatan. Berani menyampaikan kultum. Menjadi pengurus organisasi remaja, memimpin rapat, bahkan Alhamdulillah, saat ini saya menjadi salah satu guru SD Unggulan Aisyiyah Bantul dan sempat diamanahi sebagai Kepala Sekolah tahun 2010-2012.

Sungguh. Menjadi pemalu dan penakut sangat tidak nyaman. Saya ingat betul aneka ketertekanan batin dan perasaan bahkan hanya untuk urusan-urusan sepele.

Dengan latar belakang pengalaman yang saya merasakan sendiri itu, dan berkaitan dengan posisi saya saat ini yang menjadi seorang guru. Saya ikhtiar dengan kemampuan dan referensi yang saya miliki, untuk ikut membantu membimbing, memotivasi siswa lebih optimal khususnya pada siswa-siswa yang menunujkkan sikap pemalu dan penakut. Jangan sampai mereka menjadi pribadi yang terhambat perkembangannya karena sifat penakutnya tadi.

Banyak cara yang ternyata bisa kita lakukan untuk memotivasi anak-anak untuk berkembang. Bahkan sangat sederhana.

Sebagai contoh, untuk membuat anak berani ke depan kelas, berani berbicara  di depan. Maka secara bertahap kita bisa meminta anak untuk bergantian maju ke depan, berdiri sekitar 1-2 detik menghadap ke teman kemudian kembali ke tempat duduk. Hanya berdiri sebentar. Dan ini adalah sebuah pengalaman bagi anak yang awalnya sama sekali belum pernah atau belum berani.

Tahapan berikutnya, kembali anak ke depan, mengucap salam, dan kembali ke tempat duduk. Hanya sekian detik anak mengucap salam saja. Atau menyapa teman, hai, halo kemudian kembali duduk.

Terus secara bertahap, hari hari berikutnya bisa ditambah. Misal membaca satu kalimat di depan. Atau menirukan kalimat yang diucapkan guru.

Dari rangkaian aktivitas sederhana dan bertahap tadi. Secara tidak sadar, anak telah memiliki pengalaman dan peningkatan keberanian ke  depan kelas. Tentunya pengkondisian suasana serta motivasi dan apresiasi guru sangat pula mendukung kelancaran tahapan latihan-latihan tadi.

Contoh latihan keberanian yang lain adalah, latihan berbicara mengunakan mic. Ini penting. Karena ke depan, siapa tahu anak-anak kita akan menjadi pembicara-pembicara sukses. Saya sendiri ingat, pertama berbicara mengunakan mic adalah ketika diamanahi sebagai ketua IRM Ranting dan bertugas mengumumkan kegiatan kerja bakti di musholla lewat pengeras suara musholla. Uh, sungguh, seperti tercekat. Berat bicara di depan mic.

Kita bisa melatih anak-anak secara bertahap pula. Yang pertama secara bergantian siswa kita minta memegang mic. Hanya memegang saja. Kemudian tahapan berikutnya memegang dan berbicara satu kata di dengan mic tersebut. Dan seterusnya.

Hal-hal sederhana ini, perlu secara sadar dan telaten dilakukan guru. jangan sampai ada siswa yang jarang mendapat kesempatan tampil. Karena bila guru kurang telaten atau tidak sabar, maka hanya anak-anak yang berani yang akan sering mendapat kesempatan tampil. Sedang anak yang penakut, guru kesulitan memotivasinya.

Alhamdulillah, dari hal-hal sederhana yang saya lakukan dalam rangka membimbing dan memotivasi siswa tersebut secara umum berjalan lancar pada setiap kelas yang pernah saya ampu. Kadangkala lompatan keberanian anak justru di luar ekspektasi kita. Pernah saya dibuat haru dan bangga, suatu ketika mendapat kiriman foto dari orang tua. Mengabarkan bahwa putranya baru saja tampil membacakan hafalan surat An Naba dalam acara syawalan kantor ayahnya. Masya Allah. Kaget, bangga, dan haru. Ananda yang di kelas beberapa saat lalu sangat pemalu, sangat penakut, dan butuh motivasi ekstra untuk membimbinganya ternyata benar-benar telah berani. Berani tampil di depan umum, melafalkan bacaan surat yang cukup panjang dan dengan menggunakan mic.

Demikian sedikit cerita pengalaman yang sering saya lakukan sebagai seorang guru kelas bawah. Semoga ada hikmahnya. Aamiin.


Penulis adalah;
Guru SD Unggulan Aisyiyah Bantul
Plt. Kepala Sekolah SD Unggulan Aisyiyah Pandak
IG. @triyanto.sdu      
FB. Abi Husna

Rabu, 09 Oktober 2019

Muhammadiyah Bantul Berpotensi Ajukan Kadernya dalam Pilkada 2020

Muhammadiyah tentunya bukan partai politik yang memiliki hak, kewenangan dan mekanisme dalam pengajuan bakal calon kepala daerah, Bupati maupun Wakil Bupati.
Akan tetapi, sebagai organisasi sosial keagamaan yang cukup mampu mengarahkan dan mengkoordinir masyarakat, Muhammadiyah tidak bisa dianggap enteng untuk diabaikan kecenderungan sikapnya.
Bahkan, berkaca pada pemilihan DPD tahun ini yang secara resmi Muhammadiyah merekomendasikan kadernya pun Alhamdulillah akhirnya terpilih, yaitu Bapak H. Afnan Hadikusumo yang beberapa waktu lalu telah resmi dilantik sebagai anggota DPD dari D.I. Yogyakarta. Artinya, Muhammadiyah punya kekuatan untuk mengarahkan warganya untuk memilih calon tertentu apalagi bila calon tersebut adalah kader persyarikatan yang dipandang mampu dan akan amanah mengemban tugas.
Berkaitan dengan hal di atas, semakin dekatnya Pilkada Bantul tahun 2020, maka sudah sepatutnya Muhammadiyah mendorong dan merekomendasikan salah satu kader terbaiknya untuk maju berkontestasi dengan sehat dalam Pilkada 2020. Tentunya dengan menjalin komunikasi baik terhadap partai politik atau koalisi partai politik yang memiliki peluang mengajukan kandidat.
Hal ini jangan dimaknai Muhammadiyah terjun dalam politik praktis, akan tetapi Muhammadiyah perlu untuk ikut ikhtiar memunculkan calon pemimpin daerah yang memang bersih, amanah, visioner dan mampu memimpin dengan benar.
Adapun untuk memilih tokoh yang dipandang mampu untuk menjadi satu yang direkomendasikan tentunya tidak sulit, karena para pimpinan dan kader persyarikatan banyak yang telah memiliki pengalaman dalam hal kepememimpinan.
Sebut saja sebagai contoh, Bapak Drs. H. Sahari yang saat ini sebagai ketua PDM Bantul. Bapak Drs. H. Totok Sudarto, M.Pd. salah satu Pimpinan Muhammadiyah yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Ust. Thoyib Hidayat Da'i kharismatik anggota Majelis Tabligh PDM Bantul, dan masih banyak lagi.
Hal penting yang juga perlu masyarakat luas ketahui, ketika Muhammadiyah telah mampu mendudukkan kadernya dalam jabatan publik, maka Muhammadiyah merelakan dan mewakafkan kemampuan kadernya tersebut untuk berkhidmat yang terbaik untuk kemashlahatan masyarakat luas. Bukan untuk kepentingan khusus Muhammadiyah apalagi hanya segelintir orang atau kelompok saja.
Ini menjadi semacam garansi, karena sungguh tidak mudah mencari pemimpin yang mampu berlaku adil di era sekarang ini, akan tetapi insyaallah para kader persyarikatan Muhammadiyah akan melakukan hal tersebut bila dipercaya mengemban amanah.

By. Triyanto, S.Pd., Bantul, 9-10-2019

Kamis, 11 Juli 2019

Drs. Totok Sudarto, M.Pd Siap Maju Sebagai Calon Wakil Bupati Bantul?

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul sekaligus ketua PGRI Bantul, Drs. Totok Sudarto, M.Pd. di sela-sela memberikan pembekalan terhadap guru-guru SDU Aisyiyah Bantul dalam acara Baitul Arqam di Kaliurang, 10 Juli 2019, mengklarifikasi rumor dan maraknya polling kandidat calon bupati maupun wakil bupati Bantul yang salah satunya muncul nama Drs. Totok Sudarto, M.Pd. beliau mengatakan tidak tahu siapa yang membuat polling tersebut. Akan tetapi beliau menceritakan memang ada beberapa kandidat kuat calon bupati yang menghubungi beliau untuk diajak bersama menjadi pasangan calon wakil bupati.
Beliau dengan rendah hati mengatakan bila dicalonkan insyaallah siap. Hanya saja lanjut beliau, saya tidak memiliki uang, tuturnya.
Beliau berprinsip, jabatan adalah amanah, bukan kita mencari-cari. Sedangkan tentang penuturannya yang mengatakan tidak punya uang, tentu bukan berarti sama sekali beliau tidak mempunyai uang ataupun tidak mau keluar biaya bila nantinya benar ikut kontestasi. Akan tetapi lebih pada makna, bahwa sistem demokrasi dan mekanisme pilkada saat ini sungguh membutuhkan biaya besar untuk rangkaian sosialisasi, kampanye, dsb.
Bahkan, tidak jarang, uang digunakan untuk menyuap atau membeli suara rakyat. Tentu hal demikian sangat tidak beliau kehendaki. Tidak sesuai dengan kaidah dan tuntunan agama.
Meskipun demikian, beliau juga tidak langsung memutuskan dan memastikan jadi ikut kontestasi pilkada Bantul, juga belum memutuskan tawaran siapa yang disetujui. Ada pihak-pihak yang perlu juga dimintai pendapat dan arahan.
Bagi kami, yang sudah cukup mengenal sosok Bapak Totok Sudarto, merasa beliau memang pantas mendapat amanah selaku wakil Bupati, bahkan andaikan memungkinkan dicalonkan sebagai Bupati pun kapasitasnya sangat layak. Insyaallah, beliau orang yang visioner dan amanah.
Kita tunggu perkembangan info berikutnya.
*Abihusna, 11-7-2019

Rabu, 03 April 2019

Dari Nol Menuju Unggul; Kisah Cinta dan Pengabdian di SD Unggulan Aisyiyah

Tahun 2006, tepat 13 tahun lalu, sebuah kabar bahagia saya terima: setelah melalui serangkaian seleksi yang cukup ketat, akhirnya terpilih 6 calon guru dari ratusan pendaftar yang berminat menjadi bagian dari SD Unggulan Aisyiyah Bantul. Alhamdulillah, saya salah satunya.

Namun, bayangan saya saat itu bahwa ini adalah rekrutmen untuk memperkuat barisan guru di sebuah sekolah besar yang sudah mapan, ternyata keliru. Sekolah itu… ternyata belum ada. Baru proses mau didirikan. Gedungnya belum berdiri, muridnya belum ada, bahkan papan nama pun belum terpancang. Hanya ada kepanitiaan nekat dengan semangat menyala, dan penuh keyakinan.

Tapi inilah kehebatan Aisyiyah. Dengan perencanaan matang dan keberanian yang luar biasa, para calon guru direkrut dan dipersiapkan terlebih dahulu. Kami digembleng, dibekali, dan dibina agar siap lahir batin mengemban amanah besar mendirikan sekolah yang sejak lahirnya langsung disematkan nama “Unggulan.” Sebuah nama yang bukan sekadar label, tapi doa dan tekad bersama.

Dan kini, semua orang tahu, SD Unggulan Aisyiyah Bantul telah tumbuh menjadi salah satu sekolah dasar terbesar dan terbaik di Kabupaten Bantul. Dengan 27 rombongan belajar, 730 siswa, serta 73 guru dan karyawan, sekolah ini bukan hanya besar secara kuantitas, tapi juga berkualitas. Dalam ujian nasional, SDU Aisyiyah Bantul secara konsisten meraih nilai tertinggi di Kecamatan Bantul. Belum lagi deretan prestasi dari lomba olimpiade, POR, hingga seni dan kreativitas yang nyaris tak terhitung jumlah pialanya. Alhamdulillah, semua itu bukan semata hasil kerja keras, tapi juga buah dari kerja ikhlas dan sinergi semua pihak.

Waktu terus berjalan. Kepercayaan masyarakat terus meningkat. Dan semangat Aisyiyah pun terus menyala. Kini, semangat itu menyebar. Salah satunya menyentuh hati para pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Pandak Barat, yang memiliki mimpi besar menghadirkan SD Unggulan Aisyiyah di wilayah mereka.

Setelah serangkaian diskusi, koordinasi, dan ikhtiar bersama, akhirnya pada tahun 2019, berdirilah SD Unggulan Aisyiyah Pandak. Sekolah ini menjadi bagian langsung dalam binaan Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantul. Dan sebagai bentuk dukungan penuh, saya kembali dipercaya untuk mengemban amanah sebagai kepala sekolah, mengawali langkah baru ini bersama para guru muda dan pejuang pendidikan lainnya.

Sungguh, ini bukan tugas yang ringan. Meskipun saya pernah melewati fase perintisan sebelumnya, zaman telah berubah. Tantangan kini lebih kompleks, kebutuhan orang tua lebih tinggi, dan ekspektasi masyarakat lebih besar. Tapi saya percaya, sebagaimana dulu kami memulai dari nol dengan keberanian dan tekad, InsyaAllah kami bisa mengulang sejarah: membangun dari dasar menuju unggul, dari mimpi menjadi nyata.

Mohon doa dan dukungan dari semua pihak. Semoga SD Unggulan Aisyiyah Pandak mampu berdiri kokoh, berjalan mantap, berlari kencang, dan meraih sukses sebagaimana kakaknya di Bantul. Bahkan, jika Allah berkehendak, semoga bisa melampaui. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.


Selasa, 26 Februari 2019

SD UNGGULAN AISYIYAH PANDAK

Bismillah...
Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Pandak Barat dengan dukungan dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantul serta SD Unggulan Aisyiyah Bantul bertekad untuk mendirikan amal usaha pendidikan, SD Unggulan Aisyiyah Pandak.
Banyak hal yg perlu dipersiapkan. Gedung dan sarana penunjang, tenaga pendidik, kurikulum, perizinan, dll.
Posisi saat ini, prosentase kesiapan untuk tahun ini bisa mulai operasional mungkin masih kurang dari 50%. Tetapi, semangat, keuletan dan kejelian Aisyiyah dalam ikhtiar semacam ini telah terbukti.
SD Unggulan Aisyiyah Bantul yg saat ini jumlah siswanya lebih 700 siswa pun dulu awal berdirinya mulai dari nol. Dengan waktu yg relatif singkat pula.
Semoga, dengan ridlo Allah serta didasari niatan tulus untuk ikut andil membentuk generasi qur'ani, SD Unggulan Aisyiyah Pandak bisa berdiri, berjalan, dan sukses. Aamiin..

Akhlak di Era Digital: Tantangan Serius di Tengah Dunia yang Serba Cepat

Oleh: Triyanto M. Faraz Kita hidup di zaman yang serba cepat. Dengan satu sentuhan layar, berita dari belahan dunia bisa langsung kita baca....