Muhammadiyah tentunya bukan partai politik yang memiliki hak, kewenangan dan mekanisme dalam pengajuan bakal calon kepala daerah, Bupati maupun Wakil Bupati.
Akan tetapi, sebagai organisasi sosial keagamaan yang cukup mampu mengarahkan dan mengkoordinir masyarakat, Muhammadiyah tidak bisa dianggap enteng untuk diabaikan kecenderungan sikapnya.
Bahkan, berkaca pada pemilihan DPD tahun ini yang secara resmi Muhammadiyah merekomendasikan kadernya pun Alhamdulillah akhirnya terpilih, yaitu Bapak H. Afnan Hadikusumo yang beberapa waktu lalu telah resmi dilantik sebagai anggota DPD dari D.I. Yogyakarta. Artinya, Muhammadiyah punya kekuatan untuk mengarahkan warganya untuk memilih calon tertentu apalagi bila calon tersebut adalah kader persyarikatan yang dipandang mampu dan akan amanah mengemban tugas.
Akan tetapi, sebagai organisasi sosial keagamaan yang cukup mampu mengarahkan dan mengkoordinir masyarakat, Muhammadiyah tidak bisa dianggap enteng untuk diabaikan kecenderungan sikapnya.
Bahkan, berkaca pada pemilihan DPD tahun ini yang secara resmi Muhammadiyah merekomendasikan kadernya pun Alhamdulillah akhirnya terpilih, yaitu Bapak H. Afnan Hadikusumo yang beberapa waktu lalu telah resmi dilantik sebagai anggota DPD dari D.I. Yogyakarta. Artinya, Muhammadiyah punya kekuatan untuk mengarahkan warganya untuk memilih calon tertentu apalagi bila calon tersebut adalah kader persyarikatan yang dipandang mampu dan akan amanah mengemban tugas.
Berkaitan dengan hal di atas, semakin dekatnya Pilkada Bantul tahun 2020, maka sudah sepatutnya Muhammadiyah mendorong dan merekomendasikan salah satu kader terbaiknya untuk maju berkontestasi dengan sehat dalam Pilkada 2020. Tentunya dengan menjalin komunikasi baik terhadap partai politik atau koalisi partai politik yang memiliki peluang mengajukan kandidat.
Hal ini jangan dimaknai Muhammadiyah terjun dalam politik praktis, akan tetapi Muhammadiyah perlu untuk ikut ikhtiar memunculkan calon pemimpin daerah yang memang bersih, amanah, visioner dan mampu memimpin dengan benar.
Hal ini jangan dimaknai Muhammadiyah terjun dalam politik praktis, akan tetapi Muhammadiyah perlu untuk ikut ikhtiar memunculkan calon pemimpin daerah yang memang bersih, amanah, visioner dan mampu memimpin dengan benar.
Adapun untuk memilih tokoh yang dipandang mampu untuk menjadi satu yang direkomendasikan tentunya tidak sulit, karena para pimpinan dan kader persyarikatan banyak yang telah memiliki pengalaman dalam hal kepememimpinan.
Sebut saja sebagai contoh, Bapak Drs. H. Sahari yang saat ini sebagai ketua PDM Bantul. Bapak Drs. H. Totok Sudarto, M.Pd. salah satu Pimpinan Muhammadiyah yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Ust. Thoyib Hidayat Da'i kharismatik anggota Majelis Tabligh PDM Bantul, dan masih banyak lagi.
Sebut saja sebagai contoh, Bapak Drs. H. Sahari yang saat ini sebagai ketua PDM Bantul. Bapak Drs. H. Totok Sudarto, M.Pd. salah satu Pimpinan Muhammadiyah yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Ust. Thoyib Hidayat Da'i kharismatik anggota Majelis Tabligh PDM Bantul, dan masih banyak lagi.
Hal penting yang juga perlu masyarakat luas ketahui, ketika Muhammadiyah telah mampu mendudukkan kadernya dalam jabatan publik, maka Muhammadiyah merelakan dan mewakafkan kemampuan kadernya tersebut untuk berkhidmat yang terbaik untuk kemashlahatan masyarakat luas. Bukan untuk kepentingan khusus Muhammadiyah apalagi hanya segelintir orang atau kelompok saja.
Ini menjadi semacam garansi, karena sungguh tidak mudah mencari pemimpin yang mampu berlaku adil di era sekarang ini, akan tetapi insyaallah para kader persyarikatan Muhammadiyah akan melakukan hal tersebut bila dipercaya mengemban amanah.
Ini menjadi semacam garansi, karena sungguh tidak mudah mencari pemimpin yang mampu berlaku adil di era sekarang ini, akan tetapi insyaallah para kader persyarikatan Muhammadiyah akan melakukan hal tersebut bila dipercaya mengemban amanah.
By. Triyanto, S.Pd., Bantul, 9-10-2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar