Baitul Maqdis adalah tanah yang diberkati. Al-Qur’an dalam banyak ayat menggambarkan Baitul Maqdis dengan barakah. Sebut saja firman Allah Swt. dalam surat al-Isra’ ayat 1:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
“Maha suci Allah Azza wa Jalla yang telah memperjalankan hamba-Nya q pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami barakahi sekelilingnya.”
Masjid al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Disebutkan dalam kita Bukhari Muslim, Abu Dzar RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW; “Wahai Rasul, masjid apakah yang pertama kali diletakkan di bumi? Nabi menjawab: al-Masjidil Haram, aku bertanya lagi. Kemudian apa?. Nabi menjawab: al-Masjidil Aqsha. Aku bertanya. Berapakah jarak antara keduanya? Nabi menjawab, 40 tahun. Kemudian di manapun kalian mendapati waktu shalat, maka shalatlah sesungguhnya ada keutamaan di dalamnya.”
Saat ini, hal paling penting adalah persatuan umat. Ketika menyoal Baitul Maqdis maka lepaskan semua baju perbedaan dan kenakan pakaian persatuan. Mulailah berfikir bahwa Baitul Maqdis tidak hanya mempersatukan umat Islam Indonesia tapi persatuan dunia Islam.
Terbayang dalam benak dan terjawantah dalam harapan, kelak pesawat-pesawat dari semua Negara Islam akan datang ke Baitul Maqdis, kapal-kapal berlayar dengan satu tujuan yang sama, dan konvoi darat untuk menembus Baitul Maqdis. Harapan mampu mengalahkan rasa takut jika dibarengi kepercayaan pada Dzat yang Maha Mengabulkan doa. Kita boleh meringis dengan apa yang terjadi sekarang, tetapi jangan pernah kehilangan harapan untuk dapat membebaskan Baitul Maqdis. Tidak ada pendorong sehebat harapan dan tidak ada tonikum sekuat mengharapkan sesuatu terjadi pada hari esok.
Dari hati yang paling dalam kita teriakkan birruh, biddam, nahmika ya aqsa. Adalah keistimewaan bagi siapa saja jika hatinya telah dipautkan dengan Baitul Maqdis. Sebagaimana Salahuddin al-Ayyubi. Keterikatan hatinya dengan Baitul Maqdis laksana nenek tua yang kehilangan anak dan cucu. Bagi Salahuddin, memikirkan kemerdekaan Baitul Mqdis lebih berat daripada memikul gunung. Hal itu yang ada dalam benak dan hati Salahuddin.
Dalam waktu dekat Trump akan mengukuhkan pencaplokan al-Quds oleh Zionis dengan memindahkan Kedutaan besarnya dari tel Aviv ke Yerussalem (al-Quds). Bagi Zionis Israel, mencaplok al-Quds adalah tujuan utama dari berdirinya penjajahan mereka. Maka kenakan pakaian persatuan agar kita mampu menghentikan provokasi Trump ini.
Al-Quds bukanlah sekedar batas-batas tanah. Namun tanah waqaf umat Islam ini adalah akidah. Disinilah, Garis Perjuangan kita semakin ditegaskan. Adakah Baitul Maqdis dalam hatimu? Jika ada, bergabunglah dengan jutaan umat yang akan turun aksi pada tanggal 11 Mei 2018.
Sumber: AQLnews
*ditulis dari sambutan KH Bachtiar dalam pembentukan Koalisi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar