Senin, 11 Januari 2016

Khutbah Jum'at Bukan Cerita Pengantar Tidur

Khutbah Jum'at, semestinya tidak seperti cerita pengantar tidur. Begitu lirih, datar, panjang, dan bertele-tele, sehingga membuat mayoritas jamaah tidak mendengarkan tapi justru khusuk mengantuk.

"Adalah Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam apabila berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya meninggi, dan kemarahannya sungguh-sungguh. Beliau bagaikan komandan pasukan perang yang sedang berkata, "Musuh menyerang kalian pada pagi hari!" dan "Musuh datang sore-sore!!!" (HR Muslim [2/592, 3/352]).

Dan ini bukan soal boleh tidaknya mengantuk bahkan tidur, tapi sampai tidaknya fungsi Jum'at sebagai pengingat rutin taqwa. Karena manusia dekat akarnya dengan lupa, maka Jum'at adalah mekanisme yang digariskan Allah untuk menjadi pengingat tetap, pengingat rutin.
Ibarat Baterai yg baru di charge, semestinya jamaah keluar usai ibadah Jum'at dalam kondisi termotivasi penuh keimanannya karena telah diingatkan oleh khatib dalam khutbah Jum'atnya.

Rasulullah pun memperpendek khutbah dan memperpanjang sholat.
"Termasuk tanda seseorang yang pemahamannya mendalam adalah, khutbahnya singkat, shalatnya panjang." (HR Muslim [2/594]).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kita Pernah Bersama, Kalian Tetap di Hati

(Refleksi Akhirusanah Angkatan 1 SDUA Pandak) Oleh: Triyanto, S.Pd. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi kekua...