Minggu, 30 Oktober 2022

GURU SEBAGAI MANAGER

(Catatan dari Arahan Pengawas pada kegiatan Komunitas Belajar GK. III)


Paradigma pendidikan mengalami dinamika dan perubahan. Hal yang dahulu biasa dilakukan belum tentu tepat dilakukan saat ini. Budaya memberikan hadiah atau hukuman sebagai tindaklanjut atas perilaku siswa yang sudah sangat lazim dilakukan guru, dilihat dari paradigma pendidikan sekarang dianggap kurang cocok.

Kemerdekakan, kebahagian dan keselamatan siswa adalah orientasi pokok yang harus dilakukan guru. Hal ini dibarengi dengan menumbuhkan budaya positif.

Sebagai contoh upaya menumbuhkan budaya positif adalah ketika ada siswa yang terlambat masuk sekolah, maka respon guru haruslah tepat. Pada paradigma dahulu, ketika ada kondisi semacam di atas maka ada beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh guru; ada guru yang kemudian memberikan hukuman, bisa dengan hukuman fisik, penugasan akademik ataupun hukuman yang dikaitkan aktivitas agama seperti menghafal doa dsb. Apapun itu hukumannya, pada paradigma sekarang memberikan hukuman dikhawatirkan berdampak psikologis kurang baik pada siswa. Bisa jadi muncul perasaan dendam pada siswa.

Ada juga guru yang menceramahi siswa yang terlambat dengan maksud membuat siswa merasa bersalah dan tidak mengulang perbuatan melanggar lagi. Seperti halnya pemberian hukuman, mengkondisikan siswa sebagai pihak yang harus merasa bersalah dikhawatirkan menjadikan psikis atau mental siswa bermasalah. Seperti minder, selalu merasa bersalah atau tidak yakin kalau bisa berbuat baik.

Selain itu, ada juga guru yang cenderung membiarkan saja siswa melakukan pelanggaran, tidak memberi hukuman sama sekali dan tampak memgutamakan keakraban dengan siswa hingga seakan tidak ada jarak. Tentu semacam ini tidak akan berdampak pada perilaku perbaikan siswa yang melanggar.

Lantas bagaimana mensikapi siswa yang sering terlambat seperti pada contoh kasus di atas sesuai paradigma pendidikan sekarang?

Ketika ada siswa yang datang terlambat, hal awal yang dilakukan guru adalah memastikan siswa tetap nyaman. Bisa dengan mengatakan bahwa kamu bukan satu-satunya siswa yang pernah terlambat, bahkan bu guru pun pernah terlambat. Mengarahkan atau menyilahkan siswa duduk dengan baik dan bersiap mengikuti pelajaran. Kemudian pada kesempatan yang lain siswa bersangkutan dipanggil atau ditemui. Diajak diskusi, kenapa dia terlambat. Siswa dituntun untuk berfikir kenapa dia terlambat dan mencari alternatif solusi agar tidak terlambat lagi. Pada proses ini diharapkan siswa mampu menemukan sendiri solusi agar tidak terlambat lagi, sebagai misal bertekad untuk bangun lebih pagi, dlsb.

Pendekatan guru mengajak diskusi, membimbing siswa untuk menganalisis masalah sekaligus menemukan solusi inilah peran guru pada paradikma sekarang. Guru sebagai manajer.

Inilah gambaran paradigma pendidikan sekarang. Guru adalah manajer. Memastikan ada kemerdekaan, kebahagiaan dan keselamatan siswa adalah tugas utama guru. Pada konteks yang lebih jauh, keselamatan disini adalah keselamatan masa depannya. Sukses, berkah, dunia akhirat.

Salam, sahabat kombel GK III.

Triyanto, S.Pd.

29-10-2022










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAJELIS TABLIGH PCM JETIS SELENGGARAKAN KANTIN SAPA

Bantul – Kajian Rutin Sabtu Pagi (Kantin Sapa) mulai diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Jetis pada Sabt...