Jumat, 23 Desember 2016
Edisi Promosi Sekolah
"Akan menjadi apa kelak anak kita, adalah kewajiban sekaligus pertaruhan orang tua, dunia dan akhirat.
SD Unggulan Aisyiyah Bantul berkomitmen untuk bersama orang tua mewujudkan generasi sholih/sholihah. Insya Allah."
"Anak akan tumbuh optimal dengan pengalaman belajar yang kompleks.
SD Unggulan Aisyiyah Bantul memberikan pengalaman belajar yang variatif pada siswa melalui berbagai kegiatan dan strategi pembelajarn."
"Pendidikan adalah upaya untuk mewujudkan generasi yang lebih baik, generasi yang kuat. kuat ilmu, kuat amal, berkarakter, dan bertaqwa kepada Allah SWT.
insya Allah SD Unggulan Aisyiyah Bantul berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan hal tersebut."
Triyanto, S.Pd.
Guru SDU Aisyiyah Bantul
Musibah Itu Menggoreskan Kebahagiaan Tak Terkira
Masih 4 tahun umurmu ketika beberapa minggu kemarin Allah
memberikan nikmat berupa musibah. Engkau bersama ayah dan ibu, terjatuh dari
motor karena ban depan meletus dan kita tersungkur di tengah jalan beraspal.
Kejadian begitu tiba-tiba dan cepat, dan segera orang
berkerumun untuk menolong kita. Tangismu pun pecah, darah segar mengalir dari
mulut, juga tangan, kaki dan anggota tubuh lain yang luka. Sakit pasti kau
rasakan. Ayah pun demikian, siku dan lutut ayah juga luka terbentur aspal.
Sedang ibu, Alhamdulilah tidak mengalami luka, tetapi jempol tangan kanannya
keseleo karena menahan tubuh yang terjatuh agar tidak terbentur parah.
Beberapa menit kemudian, atas kebaikan sahabat kita pun
sampai di klinik pengobatan. Mbak-mbak perawatpun dengan cekatan membantu
membersihkan dan mengobati luka. Perih kau rasakan, olesan cairan pembersih
luka dan anti bakteri. Namun, teriakanmu sungguh membuat ayah perih tapi juga
haru. Tak henti dari mulutmu berteriak menahan sakit: “Sakit,.. ya Allah!. Sakiit!.
Ya Allah sembuhkan de’ Husna!. Ya Allah sembuhkan de’ Husna!..”. juga kau minta ayah mendoakan kesembuhanmu,
dengan nada sedikit teriak karena menahan sakit “ Ayah, doakan De’ Husna agar
cepat sembuh!. Doakan De’ Husna!”. Dan ketika ayah membaca doa, dengan tertib
kau pun mengikuti melafalkan doa.
Subhanallah, ayah bisa membayangkan betapa badan mungilmu
merasakan sangat sakit akibat luka-luka itu. Tapi, dalam lubuk hati yang dalam,
ada kesyukuran luar biasa. Alhamdulillah, Allah telah hadirkan kemampuan dan
reflek yang sangat mulia, ketika orang dewasa pun belum tentu ingat menyebut
nama-Nya dalam kondisi seperti itu, engkau yang belia telah mampu untuk terus
menyebut nama-Nya. Allah SWT.
Semoga ini pertanda bibit keimanan telah tertanam dalam
dirimu. Teruslah tumbuh dan jadilah wanita sholihah, anakku.
Alhamdulillah, saat ini, semua luka itu telah sembuh. Dan
lagi engkau tunjukkan sikap yang membuat ayah senantiasa bersyukur. Sore ini,
di awal liburan sekolah mu, engkau ingat lama tidak berlatih sepeda. Engkaupun
minta ayah mengajarimu sepeda. Sebentar kemudian kita berlatih, dan engkau pun
mulai bisa.
Raut wajah berbinar, dengan sepenuh hati engkau berkata
pada ayah, “Alhamdulillah ayah, De’ Husna sudah bisa naik sepeda!”.
Abi Husna
Turi, 19-12-2016
Rabu, 05 Oktober 2016
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)
2.
Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah
Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
3.
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam
berdasarkan:
a. Al-Qur'an:
Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah
Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh
Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam.
4.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya
ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a. 'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang
murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak
mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c.
Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang
dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah
Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat
duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah SWT.
5.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa
Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang
berdasar pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, untuk berusaha
bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah
SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUN
WA ROBBUN GHOFUR"
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan
dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di
Yogyakarta;
2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke
41 di Surakarta
Minggu, 02 Oktober 2016
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
1. Dalam Aqidah
1.1.Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga terpancar sebagai lbad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.
1.2.Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirk, takhayul, bid'ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
1.1.Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga terpancar sebagai lbad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.
1.2.Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirk, takhayul, bid'ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
2. Dalam Akhlaq
2.1.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam mempraktikkan akhlaq mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
2.2.Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amalamal shalih dan ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.
2.3.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama.
2.4.Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.
2.1.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam mempraktikkan akhlaq mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
2.2.Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amalamal shalih dan ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.
2.3.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama.
2.4.Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.
3. Dalam Ibadah
3.1.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk, sehingga terpancar kepribadian yang shalih yang menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.
3.2.Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan menghidup suburkan amal nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal shalih yang tulus sehingga tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.
4.1.Setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan dalam arti berakhlaq karimah.
4.2.Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani, bayani, dan irfani yang mencerminkan cara berpikir yang Islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi habluminallah dan habluminannas serta
maslahat bagi kehidupan umat manusia.
4.3.Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islami, seperti: kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu tujuan.
Selasa, 21 Juni 2016
AYAH- BUNDA, DENGAN SEGALA CAPAIANNYA SAAT INI, ANAK KITA ADALAH PEJUANG
Ayah-Bunda,
hari ini akan kita bagikan hasil belajar putra-putri tercinta.
Kami
memahami, pasti ayah-bunda berharap hasil yang terbaik yang diperoleh anak-anak
kita.
Namun,
perlu dipahami juga, kondisi anak-anak yang berbeda ternyata juga berdampak
pada beda tingkat keberhasilan yang diraih anak-anak kita. Paling tidak
keberhasilan sementara dalam 2 tahun belajar di sekolah dasar ini.
Tetapi,..
apakah mereka gagal?!
Saya
katakan tidak.
Dengan
segala hasil yang dicapai, mereka adalah pejuang.
Anak-anak
kita telah rela setiap hari jauh dari ayah-bunda, dari pagi hingga sore. Mereka
rela waktu untuk bermain mereka menjadi sangat terbatas ketika di sekolah.
Tidak bisa setiap saat bermain sesuai keinginan mereka. Ada jam belajar yang
harus mereka ikuti. Padahal, dalam kepolosan mereka, mereka belum paham apa itu
belajar dan belum merasa perlu untuk belajar. Tetapi atas amanah ayah-ibu,
semua mereka kerjakan.
Ayah-bunda,
demi amanah untuk belajar di sekolah, anak-anak harus memakai seragam yang bisa
jadi bila ditanya mereka tidak nyaman dengan seragam itu. Kadang ada rasa
kantuk, haus, lapar, dan tidak bisa segera terpenuhi karena jadwal kegiatan.
Bayangkan bila mereka hanya di rumah. Ketika haus segera minum, lapar segera
makan, dan mengantuk segera tidur. Dan itu tidak bisa dilakukan bebas di
sekolah.
Bahkan,
kadang anak-anak harus menahan untuk buang air kecil atau buang air besar,
karena malu, atau tidak nyaman dengan kamar mandi di sekolah.
Ayah-bunda,
semua kondisi tadi telah ditempuh putra-putri kita. Setidaknya 2 tahun berjalan
di SD Unggulan Aisyiyah Bantul. untuk itu, Pantas kita berikan penghargaan
terbaik buat anak-anak kita. Dan maafkan atas kebelum berhasilan mereka menjadi
seperti yang kita harapkan.
insyaAllah
waktu masih panjang. Mereka pada waktunya akan menjadi orang-orang yang
senantiasa mampu membuat ayah-bunda tersenyum. Bahagia dunia akhirat. Aamiin.
Bantul,
20 Juni 2016.
Triyanto,
S.Pd.
Jumat, 10 Juni 2016
Kunjungan Silaturahmi dan Taraweh PRM Dahromo ke Musholla Al-Huda
Kegiatan silaturahmi dan taraweh keliling PRM Dahromo ke Musholla Nurul Huda Dahromo I, Rabu 8-6-2016 berjalan lancar. Jajaran pengurus PRM Dahromo yg hadir:
1. Guwanto ( Koh Guwan )
2. Triyanto ( Abi Husna )
3. Sakir Marwanto
4. Slamet Purwanto Afn
5. Sugiyanto
6. Gunarto
7. Dalhari
8. Supoyo
9. Giyarto
10. Roasih
11. Amir
12. Sudarmono
13. Jaswadi
1. Guwanto ( Koh Guwan )
2. Triyanto ( Abi Husna )
3. Sakir Marwanto
4. Slamet Purwanto Afn
5. Sugiyanto
6. Gunarto
7. Dalhari
8. Supoyo
9. Giyarto
10. Roasih
11. Amir
12. Sudarmono
13. Jaswadi
Acara dimulai dengan melaksanakan sholat isya dan taraweh dengan imam Bapak Triyanto. Dilanjut ramah tamah dipandu MC Bapak Karyadi.
Sambutan dari takmir oleh Bapak Roasih, menyampaikan laporan tentang kegiatan harian musholla Al-Huda. Kemudian Tausyiyah oleh Bapak Guwanto, dan ditambah informasi tentang program PRM Dahromo
Sambutan dari takmir oleh Bapak Roasih, menyampaikan laporan tentang kegiatan harian musholla Al-Huda. Kemudian Tausyiyah oleh Bapak Guwanto, dan ditambah informasi tentang program PRM Dahromo
Susunan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dahromo Masa Bhakti 2016-2021
Keputusan Musyawarah Ranting Muhammadiyah Dahromo pada Ahad 22 Mei 2016 yang menetapkan ketua, sekretaris dan bendahara Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dahromo, mengamanahkan kepada ketua terpilih untuk menyusun secara lengkap Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dahromo masa bhakti 2016-2021.
Setelah melaui berbagai pertimbangan akhirnya terbentuklah susunan pengurus atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dahromo yang baru sebagai berikut:
Penasihat : 1. Gunarto
2. Hadi Jumarno
3. Surip
4. Marhadi, S.T
5. Dalhari
Ketua : Triyanto, S.Pd
Ketua : Triyanto, S.Pd
Wakil Ketua I : Guwanto
Wakil Ketua II : H. Slamet Shodiq
Sekretaris : Jannat Prabowo
Wakil Sekretaris : Suharjito, S.Pd.T
Bendahara : Jaswadi, S.Pd.
Wakil Bendahara : Sakir Marwanto, S.Pd.Kor
Anggota :
1. H. Supriyadi
1. H. Supriyadi
2. Misbachun Eko Raharjo
3. Sugiyanto
4. Roasih
5. Amir
6. Basuki
7. Hernawan
8. Slamet Purwanto
9. Heru Triyanto
10. Sulistyo
11. Rosidin
12. Subandri
13. Slamet
14. Giyarto
15. Maryoto
16. Wagiran
17. Supoyo
18. Sumijan
19. Suhardi
20. Eko Supriyanto
21. Sutikno
22. Sudarmono
23. Giyardi
Selanjutnya susunan Pimpinan Ranting yang baru tersebut akan dimintakan pengesahan kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pleret. dijadwalkan bulan Juli bersamaan pengajian syawalan keluarga besar Dahromo akan dilakukan acara Pelantikan.
3. Sugiyanto
4. Roasih
5. Amir
6. Basuki
7. Hernawan
8. Slamet Purwanto
9. Heru Triyanto
10. Sulistyo
11. Rosidin
12. Subandri
13. Slamet
14. Giyarto
15. Maryoto
16. Wagiran
17. Supoyo
18. Sumijan
19. Suhardi
20. Eko Supriyanto
21. Sutikno
22. Sudarmono
23. Giyardi
Selanjutnya susunan Pimpinan Ranting yang baru tersebut akan dimintakan pengesahan kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pleret. dijadwalkan bulan Juli bersamaan pengajian syawalan keluarga besar Dahromo akan dilakukan acara Pelantikan.
Kamis, 09 Juni 2016
Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Tim Formatur Musyran Muhammadiyah Dahromo
Musyawarah Ranting Muhammadiyah Dahromo yang diselengarakan pada Ahad 22 Mei 2016 bertempat di Kompleks SD Muhammadiyah Wonokromo II akhirnya menetapkan 13 nama masuk sebagai Tim Formatur setelah ke 13 nama tersebut meraih suara tertinggi diantara 50 calon tim formatur yang terdaftar. Berikut urutan 13 besar perolehan suara sekaligus Tim Formatur terpilih:
1. Triyanto, S.Pd. 38 ( Triyanto Abihusna )
2. Guwanto 33 ( Koh Guwan )
3. Jaswadi, S.Pd. 33
4. Heru Triyanto 28
5. H. Slamet Sodiq 26
6. Jannat Prabowo 23 ( Jannat Prabowo )
7. Hernawan 14 ( Hernawan Piero )
8. Suharjito, S.Pd.T 12 ( Ismy Jito Abu Azk )
9. Misbachun Eko R. 12
10. Sulistyo 11 ( Sulistyo Csb )
11. Sakir Marwanto 11
12. Sugiyanto 10
13. H. Supriyadi 9
2. Guwanto 33 ( Koh Guwan )
3. Jaswadi, S.Pd. 33
4. Heru Triyanto 28
5. H. Slamet Sodiq 26
6. Jannat Prabowo 23 ( Jannat Prabowo )
7. Hernawan 14 ( Hernawan Piero )
8. Suharjito, S.Pd.T 12 ( Ismy Jito Abu Azk )
9. Misbachun Eko R. 12
10. Sulistyo 11 ( Sulistyo Csb )
11. Sakir Marwanto 11
12. Sugiyanto 10
13. H. Supriyadi 9
Aksi Vandalisme dan Rusaknya Moral Generasi
Bantul. Pagi ini ketika mengantar si kecil berangkat sekolah, ada hal yang mengusik perhatian saya. Saya lihat di kanan kiri sepanjang perjalanan hampir semua rumah di pingir jalan terdapat coretan-coretan liar di tembok. Entah siapa yang melakukan dan kapan dilakukannya, yang jelas bukan hanya rumah lama tetapi rumah baru pun tidak luput menjadi korban. Saya membayangkan, pasti pemilik rumah begitu kecewa atau jengkel dengan adanya coretan-coretan itu. Mungkin mereka dulu sempat mengecat ulang, tetapi sepertinya itu hanya menyediakan ruang baru bagi pelaku corat-coret.
Siapapun pelaku aksi corat-coret atau vandalisme itu, menurut saya ini adalah hal serius menyangkut rusaknya moral pelaku yang kemungkinan masih anak-anak remaja. Saya katakan rusak moralnya, karena siapapun dia pelakunya, mereka tidak mempunyai perasaan kasihan pada pemilik rumah, mereka tidak paham menghormati orang lain, mereka tidak merasa berdosa ketika merusak, bahkan mungkin ada perasaan bangga ketika melakukan aksi tersebut. Ironisnya lagi, melihat banyaknya “karya” corat-coret itu, pasti pelakunya tidak hanya seorang. Mungkin dari kelompok-kelompok yang berbeda, dan bagaimanapun mereka adalah bagian dari generasi.
Bayangkan, anak-anak dengan kondisi mental seperti itu, apapun bisa saja dilakukan. Perbuatan keji dan mungkar yang lain pun kemungkinan berani mereka lakukan. Karena secara prinsip, mereka adalah anak-anak yang jauh dari pemahaman agama.
Saya pribadi hampir tidak tahu dan tidak memiliki referensi tentang aksi-aksi liar tersebut, kecuali hanya melihat dampak yang ditimbulkan dan sangat merasa prihatin. Sudah sepantasnya ada tindakan. Mungkin warga yang jadi korban sudah pasrah dengan aksi-aksi itu, karena tidak mungkin mereka berjaga sepanjang waktu khususnya malam untuk mengawasi agar rumahnya tidak dicoret orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah melalui jajaran kepolisian, bersama masyarakat perlu bersama melakukan tindakan tegas. Bila perlu diadakan razia atau sweeping untuk memberi efek jera. Lebih dari itu, pembinaan untuk memberikan pemahaman dan mengarahkan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak merusak adalah menjadi tanggung jawab kita bersama khususnya orang tua.
Bantul, 9-6-2016
Triyanto, S.Pd.
Siapapun pelaku aksi corat-coret atau vandalisme itu, menurut saya ini adalah hal serius menyangkut rusaknya moral pelaku yang kemungkinan masih anak-anak remaja. Saya katakan rusak moralnya, karena siapapun dia pelakunya, mereka tidak mempunyai perasaan kasihan pada pemilik rumah, mereka tidak paham menghormati orang lain, mereka tidak merasa berdosa ketika merusak, bahkan mungkin ada perasaan bangga ketika melakukan aksi tersebut. Ironisnya lagi, melihat banyaknya “karya” corat-coret itu, pasti pelakunya tidak hanya seorang. Mungkin dari kelompok-kelompok yang berbeda, dan bagaimanapun mereka adalah bagian dari generasi.
Bayangkan, anak-anak dengan kondisi mental seperti itu, apapun bisa saja dilakukan. Perbuatan keji dan mungkar yang lain pun kemungkinan berani mereka lakukan. Karena secara prinsip, mereka adalah anak-anak yang jauh dari pemahaman agama.
Saya pribadi hampir tidak tahu dan tidak memiliki referensi tentang aksi-aksi liar tersebut, kecuali hanya melihat dampak yang ditimbulkan dan sangat merasa prihatin. Sudah sepantasnya ada tindakan. Mungkin warga yang jadi korban sudah pasrah dengan aksi-aksi itu, karena tidak mungkin mereka berjaga sepanjang waktu khususnya malam untuk mengawasi agar rumahnya tidak dicoret orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah melalui jajaran kepolisian, bersama masyarakat perlu bersama melakukan tindakan tegas. Bila perlu diadakan razia atau sweeping untuk memberi efek jera. Lebih dari itu, pembinaan untuk memberikan pemahaman dan mengarahkan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak merusak adalah menjadi tanggung jawab kita bersama khususnya orang tua.
Bantul, 9-6-2016
Triyanto, S.Pd.
Rabu, 11 Mei 2016
Mengawas Ujian dan Sholat 5 Waktu
Tiga hari bertugas menjadi pengawas latihan ujian siswa kelas 6 SD di sekolah lain, salah satu SD negeri di Bantul. Ada kebiasaan yang sering saya lakukan ketika menit-menit akhir menjelang waktu ujian habis sebelum keluar meninggalkan ruangan. Kebiasaan yg tidak ada hubungannya dengan tugas sebagai pengawas, yaitu menyapa siswa dan menanyakan siapa diantara mereka yg sudah tertib sholat fardlu 5 waktu, selalu melaksanakan walopun mungkin kadang masih terlambat.
Hari pertama di ruang I, dari 20 siswa yg ada belum satu siswa pun tertib melaksanakan sholat 5 waktu.
Hari ke dua, di ruang II juga sy tanyakan hal yg sama. Di ruang ini, diantara 20 siswa, 1 siswa Alhamdulillah mengaku telah senantiasa sholat 5 waktu.
Hari ke tiga, di ruang IV juga belum ada siswa yg tertib.
Hari ke dua, di ruang II juga sy tanyakan hal yg sama. Di ruang ini, diantara 20 siswa, 1 siswa Alhamdulillah mengaku telah senantiasa sholat 5 waktu.
Hari ke tiga, di ruang IV juga belum ada siswa yg tertib.
Apa yg ingin saya sampaikan/simpulkan dari hal ini, bukan tentang di sekolah mana mereka dan fakta bahwa di sekolah itu belum optimal dalam pendidikan agama. Bukan, bukan. Karena saya yakin, di sekolah lainpun akan banyak didapati hal serupa.
Tetapi, lebih jauh dari itu. Kiranya Inilah potret umat islam saat ini. Mereka mengaku Islam tapi tdk tertib sholat. Padahal sholat adalah kewajiban pokok seorang muslim. Jangan katakan karena mereka masih SD, bukankah usia mereka sudah 11-12 tahun. Ditingkat SMP akan lebih banyak anak yg tidak tertib sholat, apalagi di SMA.
Bahkan, bisa jadi orang tua mereka pun tidak tertib sholatnya.
Tetapi, lebih jauh dari itu. Kiranya Inilah potret umat islam saat ini. Mereka mengaku Islam tapi tdk tertib sholat. Padahal sholat adalah kewajiban pokok seorang muslim. Jangan katakan karena mereka masih SD, bukankah usia mereka sudah 11-12 tahun. Ditingkat SMP akan lebih banyak anak yg tidak tertib sholat, apalagi di SMA.
Bahkan, bisa jadi orang tua mereka pun tidak tertib sholatnya.
Maka, pantaslah bila saat ini umat islam menjadi bulan2an kaum kafir. Kita besar, tapi begitu mudah diombang-ambingkan. Dipecah belah. Karena kita begitu rapuh dari dalam.
Astaghfirullah..
Tetapi, hal yang patut saya syukuri, Alhamdulillah anak" kami yang duduk di kelas 6 Sdu Aisyiyah Bantul, mereka hampir semuanya telah tertib sholat fardlu 5 waktu. Bahkan diantara mereka ada yg sering melaksanakan sholat tahajud dan puasa sunnah Senin-Kamis.
Alhamdulillah. Semoga istiqomah.
Triyanto, S.Pd.
Alhamdulillah. Semoga istiqomah.
Triyanto, S.Pd.
Senin, 11 Januari 2016
Khutbah Jum'at Bukan Cerita Pengantar Tidur
Khutbah Jum'at, semestinya tidak seperti cerita pengantar tidur. Begitu lirih, datar, panjang, dan bertele-tele, sehingga membuat mayoritas jamaah tidak mendengarkan tapi justru khusuk mengantuk.
"Adalah Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam apabila berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya meninggi, dan kemarahannya sungguh-sungguh. Beliau bagaikan komandan pasukan perang yang sedang berkata, "Musuh menyerang kalian pada pagi hari!" dan "Musuh datang sore-sore!!!" (HR Muslim [2/592, 3/352]).
Dan ini bukan soal boleh tidaknya mengantuk bahkan tidur, tapi sampai tidaknya fungsi Jum'at sebagai pengingat rutin taqwa. Karena manusia dekat akarnya dengan lupa, maka Jum'at adalah mekanisme yang digariskan Allah untuk menjadi pengingat tetap, pengingat rutin.
Ibarat Baterai yg baru di charge, semestinya jamaah keluar usai ibadah Jum'at dalam kondisi termotivasi penuh keimanannya karena telah diingatkan oleh khatib dalam khutbah Jum'atnya.
Rasulullah pun memperpendek khutbah dan memperpanjang sholat.
"Termasuk tanda seseorang yang pemahamannya mendalam adalah, khutbahnya singkat, shalatnya panjang." (HR Muslim [2/594]).
"Adalah Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam apabila berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya meninggi, dan kemarahannya sungguh-sungguh. Beliau bagaikan komandan pasukan perang yang sedang berkata, "Musuh menyerang kalian pada pagi hari!" dan "Musuh datang sore-sore!!!" (HR Muslim [2/592, 3/352]).
Dan ini bukan soal boleh tidaknya mengantuk bahkan tidur, tapi sampai tidaknya fungsi Jum'at sebagai pengingat rutin taqwa. Karena manusia dekat akarnya dengan lupa, maka Jum'at adalah mekanisme yang digariskan Allah untuk menjadi pengingat tetap, pengingat rutin.
Ibarat Baterai yg baru di charge, semestinya jamaah keluar usai ibadah Jum'at dalam kondisi termotivasi penuh keimanannya karena telah diingatkan oleh khatib dalam khutbah Jum'atnya.
Rasulullah pun memperpendek khutbah dan memperpanjang sholat.
"Termasuk tanda seseorang yang pemahamannya mendalam adalah, khutbahnya singkat, shalatnya panjang." (HR Muslim [2/594]).
Langganan:
Postingan (Atom)
MAJELIS TABLIGH PCM JETIS SELENGGARAKAN KANTIN SAPA
Bantul – Kajian Rutin Sabtu Pagi (Kantin Sapa) mulai diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Jetis pada Sabt...

-
Pengalaman pertama mendapat amanah mewakili keluarga masrahke calon pengantin putra. Beberapa hari cari referensi contoh di buk...
-
Bantul – Kajian Rutin Sabtu Pagi (Kantin Sapa) mulai diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Jetis pada Sabt...
-
Oleh: Abi Husna Assalamu’alaikum wr. wb. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Asyhadu alla ila a ha illallah. Wa asyhadu anna M uhamma...