Kamis, 09 Juni 2016

Aksi Vandalisme dan Rusaknya Moral Generasi

Bantul. Pagi ini ketika mengantar si kecil berangkat sekolah, ada hal yang mengusik perhatian saya. Saya lihat di kanan kiri sepanjang perjalanan hampir semua rumah di pingir jalan terdapat coretan-coretan liar di tembok. Entah siapa yang melakukan dan kapan dilakukannya, yang jelas bukan hanya rumah lama tetapi rumah baru pun tidak luput menjadi korban. Saya membayangkan, pasti pemilik rumah begitu kecewa atau jengkel dengan adanya coretan-coretan itu. Mungkin mereka dulu sempat mengecat ulang, tetapi sepertinya itu hanya menyediakan ruang baru bagi pelaku corat-coret.

Siapapun pelaku aksi corat-coret atau vandalisme itu, menurut saya ini adalah hal serius menyangkut rusaknya moral pelaku yang kemungkinan masih anak-anak remaja. Saya katakan rusak moralnya, karena siapapun dia pelakunya, mereka tidak mempunyai perasaan kasihan pada pemilik rumah, mereka tidak paham menghormati orang lain, mereka tidak merasa berdosa ketika merusak, bahkan mungkin ada perasaan bangga ketika melakukan aksi tersebut. Ironisnya lagi, melihat banyaknya “karya” corat-coret itu, pasti pelakunya tidak hanya seorang. Mungkin dari kelompok-kelompok yang berbeda, dan bagaimanapun mereka adalah bagian dari generasi.

Bayangkan, anak-anak dengan kondisi mental seperti itu, apapun bisa saja dilakukan. Perbuatan keji dan mungkar yang lain pun kemungkinan berani mereka lakukan. Karena secara prinsip, mereka adalah anak-anak yang jauh dari pemahaman agama.

Saya pribadi hampir tidak tahu dan tidak memiliki referensi tentang aksi-aksi liar tersebut, kecuali hanya melihat dampak yang ditimbulkan dan sangat merasa prihatin. Sudah sepantasnya ada tindakan. Mungkin warga yang jadi korban sudah pasrah dengan aksi-aksi itu, karena tidak mungkin mereka berjaga sepanjang waktu khususnya malam untuk mengawasi agar rumahnya tidak dicoret orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Pemerintah melalui jajaran kepolisian, bersama masyarakat perlu bersama melakukan tindakan tegas. Bila perlu diadakan razia atau sweeping untuk memberi efek jera. Lebih dari itu, pembinaan untuk memberikan pemahaman dan mengarahkan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak merusak adalah menjadi tanggung jawab kita bersama khususnya orang tua.

Bantul, 9-6-2016
Triyanto, S.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULADHA PANAMPI PASRAH NGUNDUH MANTU

  Assalamu 'alaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil’alamin….   Mugi kawilujengan, karahayon, katentreman, kabegjan menapa dene kamulya...