Selasa, 19 Agustus 2025

Akhlak di Era Digital: Tantangan Serius di Tengah Dunia yang Serba Cepat

Oleh: Triyanto M. Faraz


Kita hidup di zaman yang serba cepat. Dengan satu sentuhan layar, berita dari belahan dunia bisa langsung kita baca. Dengan satu unggahan, seseorang bisa terkenal dalam semalam. Tapi di balik semua kemudahan itu, ada sesuatu yang pelan-pelan terkikis: akhlak.


Dalam Islam, akhlak bukan sekadar sopan santun di depan orang lain. Akhlak adalah cermin keimanan: bagaimana kita menjaga hati, lisan, mata, telinga, dan jari agar selalu berada di jalan yang diridhai Allah. Rasulullah ﷺ pernah menegaskan, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Ahmad). Jadi, inti risalah Islam sebenarnya adalah pendidikan akhlak.


Lalu, bagaimana nasib akhlak di tengah dunia digital yang riuh ini?


Ketika Buruk Jadi Biasa

Media sosial ibarat panggung besar. Semua orang bebas tampil, entah dengan kebaikan atau keburukan. Masalahnya, perilaku buruk sering kali justru ditonton lebih banyak orang. Komentar pedas, gosip, pamer berlebihan, bahkan konten yang jelas-jelas melanggar norma agama, bisa mendapat jutaan “like”.


Akhirnya, yang salah terasa biasa. Yang memalukan dianggap lucu. Yang seharusnya dijaga justru dipamerkan. Padahal Allah sudah mengingatkan: “Tiada satu kata pun yang terucap melainkan ada malaikat pengawas yang selalu siap.” (QS. Qaf: 18). Kalau lisan saja diawasi, apalagi jari yang mengetik dan membagikan konten.


Idola Baru yang Tak Selalu Patut Ditiru

Generasi muda sekarang lebih kenal influencer daripada ulama. Lebih hafal jargon seleb TikTok daripada nasihat orang tuanya sendiri. Tidak semua figur publik buruk, tentu saja. Ada juga yang berdakwah dengan kreatif di dunia maya. Tapi faktanya, banyak anak belajar “nilai hidup” dari orang yang sukses secara materi, namun jauh dari akhlak Islami.


Akibatnya, ukuran sukses bergeser. Bukan lagi soal keberkahan atau ridha Allah, tapi seberapa banyak followers, seberapa viral, atau seberapa banyak endorse.


Filter Diri yang Rapuh

Ponsel di tangan sebenarnya seperti pisau tajam. Ia bisa dipakai untuk memasak kebaikan, tapi juga bisa melukai diri sendiri. Anak-anak (bahkan orang dewasa) sering sulit menahan diri. Awalnya hanya ingin menonton sebentar, tahu-tahu sudah larut berjam-jam di dunia maya.


Inilah pentingnya tazkiyatun nafs—penyucian jiwa. Bukan sekadar tahu mana yang benar dan salah, tapi mampu menahan diri dari yang salah meski tidak ada yang melihat. Kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi (muraqabah) adalah benteng terbaik dalam menghadapi derasnya arus digital.


Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Kita butuh strategi nyata agar akhlak tetap hidup di tengah era digital.


1. Jangan kalah di ruang digital.

Dai, guru, dan orang baik harus hadir di media sosial. Jangan biarkan ruang digital hanya diisi konten kosong. Dakwah bisa dikemas dengan bahasa ringan, desain menarik, bahkan humor segar, tanpa kehilangan nilai.


2. Keluarga jadi benteng pertama.

Orang tua harus hadir, bukan sekadar secara fisik, tapi juga digital. Sesekali ikut nimbrung melihat apa yang ditonton anak, memberi contoh bagaimana bermedia dengan adab.


3. Ajarkan literasi digital Islami.

Literasi digital bukan sekadar tahu cara menggunakan aplikasi, tapi juga paham adabnya: apa yang boleh diunggah, apa yang tidak pantas dibagikan, dan apa konsekuensinya di dunia serta akhirat.


4. Perbanyak teladan nyata.

Anak-anak lebih mudah meniru daripada mendengar nasihat panjang. Kalau orang tua bisa menahan diri dari posting berlebihan, anak pun belajar. Kalau guru bisa mengendalikan diri di ruang digital, murid pun meniru.


Penutup

Era digital tidak bisa kita tolak. Ia sudah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Yang bisa kita lakukan adalah memastikan teknologi ini tidak mengikis akhlak, tapi justru memperkuatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi). Maka ukuran mulia di sisi Allah bukanlah seberapa canggih gawai kita, atau seberapa viral kita di dunia maya, tetapi seberapa indah akhlak kita, di dunia nyata maupun dunia digital.

Selasa, 05 Agustus 2025

Bimtek Pembelajaran Mendalam, Guru Kelas 3 Bantul Siap Berinovasi


Bantul, 5 Agustus 2025 — Sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan, guru-guru kelas 3 SD se-Kapanewon Bantul mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam yang diselenggarakan oleh Koordinator Wilayah (Korwil) Kapanewon Bantul bertempat di Aula Korwil, Selasa (5/8). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua K3S Kapanewon Bantul, Bapak Juwariyo, S.Pd., serta para Kepala Sekolah pendamping Kombel Guru Kelas 3.


Bimtek ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tahun 2025 yang menekankan pentingnya pembelajaran mendalam sebagai kunci peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dasar.


Narasumber dari Korwil Bantul menghadirkan materi-materi strategis yang disusun untuk menjawab tantangan pembelajaran masa kini. Ibu Tutik Saptiningsih, M.Pd., memaparkan arah kebijakan Kemendikdasmen terkait peningkatan kualitas pembelajaran, yang meliputi penerapan pembelajaran mendalam, integrasi 8 Kompetensi Lulusan, 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, penerapan koding dan kecerdasan artifisial di jenjang dasar, penyempurnaan asesmen melalui pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik (TKA) bagi siswa kelas 6, Growth Mindset, serta kebijakan Hari Belajar Guru sebagai bentuk penguatan profesionalisme pendidik.


Sesi berikutnya diisi oleh Ibu Umi Fatonah, M.Pd., yang memaparkan Capaian Pembelajaran edisi revisi 2025. Beliau menekankan pentingnya penerjemahan capaian tersebut ke dalam Tujuan Pembelajaran yang lebih spesifik dan kontekstual, serta penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang selaras dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.


Sebagai penguatan teknis, Bapak Andi Feri Wijayanto membimbing peserta dalam sesi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang efektif dan aplikatif. Sementara itu, Ibu Riel Widiastuti menyajikan strategi implementasi pembelajaran mendalam di kelas melalui metode inkuiri kolaboratif, yang mengajak para guru untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pencarian dan pembentukan pengetahuan bersama, sekaligus memperluas jejaring kolaborasi dengan berbagai pihak.

Kegiatan berlangsung dalam suasana semangat dan antusiasme tinggi. Untuk menjaga fokus dan energi peserta, sesi ice breaking yang interaktif diselipkan di sela-sela agenda, menciptakan suasana pelatihan yang cair namun tetap produktif.

Melalui Bimtek ini, diharapkan para guru kelas 3 SD di wilayah Kapanewon Bantul semakin siap menghadirkan pembelajaran yang bermutu, relevan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sehingga dapat mencetak profil lulusan yang unggul dan berkarakter.

Triyanto, S.Pd.
Ketua Kombel Guru Kelas 3
Kapanewon Bantul



Sabtu, 02 Agustus 2025

Dari Asa Keunggulan, Menuju Generasi Terbaik: Refleksi Milad 19 Tahun SDUA Bantul


Tahun 2025 ini, SD Unggulan Aisyiyah (SDUA) Bantul menapaki usia ke 19 tahun. Sebuah perjalanan yang tak hanya panjang, tetapi sarat makna perjuangan dan cita-cita. Sekolah ini lahir dari gagasan Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantul yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan pendiriannya, dengan harapan menghadirkan sebuah sekolah dasar yang unggul dalam iman, ilmu, dan amal.


Momentum dramatis pun sempat mewarnai proses pendirian, ketika persiapan menuju tahun ajaran baru hampir matang, Bantul justru diguncang gempa bumi dahsyat pada 27 Mei 2006. Di tengah suasana duka dan keterbatasan pasca-bencana, semangat mendirikan SDUA tidak surut. Guru-guru telah direkrut, calon siswa telah terdaftar, dan tekad pun semakin kuat. Maka, dua bulan setelah gempa, tepatnya Juli 2006, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDUA resmi dimulai, dengan enam orang guru dan 34 siswa di angkatan perdana.


Langkah kecil penuh keberanian itu kini telah menjelma menjadi langkah besar yang membanggakan. SDUA terus bertumbuh, dipercaya masyarakat luas sebagai sekolah favorit di Bantul. Setiap tahunnya, animo pendaftaran calon siswa selalu tinggi. Bahkan awal bulan Agustus ini hanya dalam sehari setelah link inden calon siswa baru dibuka, lebih dari 200 calon siswa langsung mendaftar, berebut kesempatan untuk bergabung menjadi bagian dari keluarga besar SDUA.


Kini, dari awalnya hanya 34 siswa, SDUA telah berkembang dengan empat kelas paralel di setiap angkatan, menampung total 720 siswa. Prestasi akademik SDUA pun tak henti mengukir catatan gemilang, selalu berada di peringkat atas dalam nilai ASPD tingkat Kabupaten Bantul. Sementara di bidang non-akademik, prestasi anak-anak SDUA telah merambah dari tingkat Kapanewon hingga kancah Nasional.


Namun, SDUA didirikan bukan sekadar untuk mencetak juara lomba. Visi besar SDUA adalah mendidik anak-anak menjadi generasi shalih dan shalihah, yang kelak siap memegang estafet kepemimpinan umat dan bangsa. Pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang kokoh, dengan balutan pembelajaran inovatif dan penuh kasih sayang, menjadi ruh yang terus dijaga hingga hari ini.


Milad ke-19 ini menjadi momentum muhasabah dan syukur. Sebuah pengingat bahwa keberhasilan SDUA hari ini adalah hasil dari kerja keras, doa, dan sinergi banyak pihak—guru, orang tua, persyarikatan, dan seluruh masyarakat yang terus mendukung. Semoga SDUA Bantul senantiasa diberi kekuatan untuk menjaga keunggulannya, menyemai generasi terbaik, dan menghadirkan keberkahan bagi umat.


Triyanto, S. Pd.

Wakil Kepala Sekolah SDUA Bantul

Jumat, 01 Agustus 2025

Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SDUA Bantul Masa Bakti 2025-2029 Resmi Dikukuhkan

Bantul, 31 Juli 2025 — Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bantul secara resmi mengukuhkan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SD Unggulan Aisyiyah (SDUA) Bantul untuk masa bakti 2025-2029. Prosesi pengukuhan berlangsung di Aula SDUA Bantul dan disaksikan oleh para tamu undangan dari unsur Dinas Pendidikan, Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah-Aisyiyah, tokoh masyarakat, serta jajaran internal sekolah.


Suwardi, M.Pd. kembali dipercaya melanjutkan amanah sebagai Kepala Sekolah, menandai periode ketiganya dalam kepemimpinan SDUA Bantul. Sementara itu, Triyanto, S.Pd. resmi dikukuhkan sebagai Wakil Kepala Sekolah setelah sebelumnya mengemban tugas sebagai Kepala Urusan Keislaman dan Budaya.


Selain mengukuhkan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Majelis PAUD Dasar dan Menengah (PAUD Dasmen) PDA Bantul juga mengukuhkan jajaran Kepala Urusan SDUA Bantul sebagai berikut:


1. Rudito Adani, M.Pd. – Kepala Urusan Personalia

2. Wawan Nuri Irtanto, M.S.I. – Kepala Urusan Sarana dan Prasarana

3. Aighta Jemila Seti, S.Pd. – Kepala Urusan Kurikulum

4. Dwi Hastuti Pungkasari, S.Pd.I. – Kepala Urusan Kesiswaan

5. Rr. Sinta Kusuma Ningrum, M.Pd.Si. – Kepala Urusan Humas dan Kerumahtanggaan


Momen pengukuhan ini menjadi tonggak penting bagi SDUA Bantul untuk terus mengukuhkan komitmennya sebagai sekolah unggulan yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan berorientasi pada keunggulan mutu pendidikan.


Acara berlangsung dengan khidmat, diiringi doa dan harapan bersama agar jajaran pimpinan yang baru dikukuhkan senantiasa diberikan kekuatan dan kelapangan hati dalam menjalankan amanah demi kemajuan sekolah dan generasi penerus bangsa.



Akhlak di Era Digital: Tantangan Serius di Tengah Dunia yang Serba Cepat

Oleh: Triyanto M. Faraz Kita hidup di zaman yang serba cepat. Dengan satu sentuhan layar, berita dari belahan dunia bisa langsung kita baca....